... Saya pikir nyari musuh dari mana...
Jakarta (ANTARA News) - Masih cukup jauh dari musim kampanye Pilkada DKI Jakarta 2017, Gubernur DKI Jakarta, Basuki Purnama, mengungkap fakta. Dia mengaku dikritik keluarganya terkait pernyataan dia tentang Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini.

Perempuan tokoh yang satu itu memang tengah hangat digadang-gadang juga bisa dimajukan menjadi salah satu kandidat gubernur DKI Jaya pada Pilkada DKI Jakarta 2017 nanti. 

Sementara Purnama, yang sampai beberapa bulan lalu menyatakan diri akan maju ke Pilkada DKI Jakarta 2017 lewat jalur independen, ternyata akhirnya berbalik, "kembali berminat" memakai jalur partai politik.

“Saya langsung dikritik, sampai adik saya semua, ibu saya kritik,” kata Purnama alias Ahok, di Balai Kota, Jumat (12/8).

Cukup jarang ada kabar tentang kritik kepada Ahok. Sampai hari ini, saat dimana dia mengaku banyak mendapat pesan dari keluarga maupun teman-temannya sejak kemarin hingga pagi ini.

Menurut dia, mereka --keluarga dan kerabat Ahok-- mengatakan mengapa dia "cari perkara" dengan sosok Risma yang jujur dan baik. “Saya pikir nyari musuh dari mana?” kata dia.

Purnama juga menyatakan tidak menghubungi Risma secara pribadi untuk menjelaskan pernyataannya yang membuat perempuan wali kota itu tersinggung dan menggelar jumpa pers, Kamis lalu (11/8).

Rismaharini menilai pernyataan Purnama bahwa keberhasilan Surabaya membangun pedestrian adalah "keberhasilan kecil di wilayah seukuran Jakarta Selatan", bisa saja membuat warga Kota Pahlawan itu tersinggung.

"Aku juga warga Surabaya yang punya harga diri," kata Risma, saat menggelar jumpa pers di ruang kerjanya, Kamis. Risma yang asli Jawa Timur merintis karis birokrasinya dari bawah di lingkup Kota Surabaya sejak 1997, bukan secara tiba-tiba digendong partai politik ke kursi walikota Surabaya.  

Menurut perempuan ini, hal yang disampaikan Purnama sama saja menghina dan merendahkan harga diri warga Surabaya; yang terbukti militansi dan kekompakannya, di antaranya saat melawan penjajah Belanda dan Sekutu pada 10 November 1945. 

"Luas kami separuh Jakarta. Pak Ahok dibantu lima wali kota. Aku sendiri di Surabaya. Fakta ini harus aku sampaikan. Itu orang s*****g. Aku kalau ngomong ya berbasis data," kata Risma seturut www.detik.com. 

Berbeda dengan DKI Jakarta dengan status istimewa sebagai daerah khusus ibukota negara yang dipimpin gubernur/kepala daerah, Surabaya adalah kotamadya yang menjadi ibukota Jawa Timur, yang dipimpin seorang walikota. 

Luas wilayah Surabaya yang dipimpin hanya seorang walikota itu setara dengan separuh luasan DKI Jakarta yang terdiri dari lima kotamadya dan satu kabupaten (Kabupaten Kepulauan Seribu). Jadi, gubernur DKI Jakarta dibantu enam pejabat setingkat walikota/bupati. 

Surabaya adalah kota terbesar kedua di Indonesia setelah Jakarta. 

Pewarta: Natisha Andarnintyas
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2016