Chicago/Washington (ANTARA News) - Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Amerika Serikat (AS) mengalihkan dana 81 juta dolar AS dari proyek-proyek lain untuk melanjutkan pekerjaan pengembangan vaksin untuk memerangi Zika karena parlemen tidak menyetujui pendanaan untuk program tersebut.

Dalam surat untuk Nancy Pelosi, seorang pemimpin minoritas parlemen dari Partai Demokrat, Menteri Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan Sylvia Burwell mengatakan dia mengalokasikan dana 34 juta dolar AS untuk Institut Kesehatan Nasional (NIH) dan 47 juta dolar AS untuk Lembaga Penelitian dan Pengembangan Biomedis Lanjutan (BARDA) untuk meneliti vaksin Zika.

Burwell menjelaskan pendanaan itu ditujukan untuk melanjutkan riset vaksin Zika karena belum adanya persetujuan pendanaan dari parlemen, yang menjalani reses musim panas sebelum membahas alokasi dana penelitian dan antisipasi virus Zika.

Virus Zika, yang menular melalui gigitan nyamuk, telah menyebar ke 50 wilayah dan negara sejak mulai merebak di Brasil tahun lalu.

Gubernur Florida Rick Scott pada Kamis mengatakan petugas kesehatan negara bagian telah mengidentifikasi tiga orang lain yang tertular virus Zika lokal, sehingga jumlah penderita mencapai 25 orang.

Pemerintahan Presiden Barack Obama pada Februari mengusulkan dana 1,9 miliar dolar AS untuk menanggulangi Zika namun kongres parlemen mempertimbangkan jumlah yang lebih sedikit.

Dalam konferensi pers di Washington, Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr Anthony Fauci mengatakan dia membutuhkan 33 juta dolar AS untuk melanjutkan proses penelitian vaksin ke tahap uji klinis kedua pada manusia. Tahap pertama uji klinis itu diperkirakan selesai akhir November atau Desember.

Dalam suratnya, Burwell mengatakan 47 juta dolar AS untuk BARDA akan memungkinkan lembaga itu teken kontrak dengan mitra penting guna mengembangkan vaksin.

Namun, menurut dia, BARDA membutuhkan dana tambahan senilai 342 juta dolar AS untuk melanjutkan program riset dengan mitra lain untuk mengembangkan vaksin, diagnostik dan teknologi inaktivasi patogen yang digunakan untuk melindungi persediaan darah di AS, demikian seperti dilansir kantor berita Reuters.  (Uu. KR-GNT)

Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016