Pekanbaru (ANTARA News) - Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) mengungkapkan, satelit mendeteksi 50 titik panas berada di daratan Pulau Sumatera dengan wilayah penyebaran pada tujuh dari total 10 provinsi.

"Sore ini, satelit kembali deteksi 50 titik panas di Sumatera. Jumlah itu alami penurunan 4 titik dibanding kemarin dari total 54 titik," ujar Kepala Seksi Data dan Informasi Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Jumat.

Ke-50 titik panas tersebut, lanjutnya, memiliki level confident atau tingkat kepercayaan atas terjadinya potensi kebakaran lahan dan hutan (karlahut) lebih dari 50 persen di tujuh daerah.

Tujuh daerah yakni Provinsi Riau masih menjadi kosentrasi titik panas dalam tiga hari terakhir dengan sore ini berjumlah 28 titik atau turun satu titik dari total 29 titik pada Kamis (11/8).

"Disusul Sumatera Utara terpantau 11 titik, diikuti Sumatera Selatan dan Bangka Belitung sama-sama memberi tiga titik, lalu Jambi dan Bengkulu berbagi sumbangan dua titik serta Sumatera Barat satu titik panas," ucapnya.

Slamet merinci, 29 titik panas berada di Riau terdapat di lima kebupaten/kota dengan wilayah kosentrasi di Rokan Hilir 17 titik, lalu Dumai delapan titik, Rokan Hulu, Siak dan Indragiri Hilir masing-masing terdeteksi satu titik.

Dari jumlah total titik panas tersebut, lanjutnya, tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen yang menandakan titik api atau karlahut terutama di lahan gambut terjadi 15 titik dengan sebaran pada dua kecamatan.

"Yaitu Rokan Hilir 13 titik api seperti di Tanah Putih empat titik, Kubu, Pasir Limau Kapas, Bangko dan Bangko Pusako masing-masing dua titik serta Dumai dua titik di Sungai Sembilan," jelasnya.

Satgas Udara Karhutla Provinsi Riau melaporkan, dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 yang selama ini digunakan dalam operasi pengeboman air dalam upaya penanggulangan kebakaran di daerah tersebut, kini tidak beroperasi.

"Dua heli itu, sedang dalam perawatan untuk 100 jam terbang dan perbaikan rutin," kata Kepala Dinas Operasi Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Kolonel Pnb Yani Amirullah.

Ia menjelaskan, perawatan rutin setiap 100 jam terbang dilakukan untuk helikopter jenis MI-8, sedangkan jenis MI-171 dilakukan perbaikan dengan mendatangkan teknisi dari Palembang, Provinsi Sumatera Selatan.

Selain itu, ucapnya, satu unit pesawat "Air Tractor" (AT) belum dimanfaatkan untuk melakukan pengeboman air karena dalam rangka perpanjangan izin terbang.

Otomatis satgas udara saat ini, cuma menyiagakan dua unit helikopter jenis MI-8 dan MI-171 serta dua unit AT dengan seluruhnya dimanfaatkan untuk pengeboman air.

Seluruh helikopter dan pesawat bermarkas di Pangkalan Udara (Lanud) Roesmin Nurjadin Pekanbaru.

"Kita maksimalkan dengan pesawat yang ada untuk patroli dan pengeboman air dengan pesawat Air Tractor," jelasnya.

Dua helikopter jenis Bell 214 diperbantukan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tiba di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru pada Ahad (7/8), telah diterbangkan ke Pangkalan Bun, Provinsi Kalimantan Tengah guna memaksimalkan penanggulangan karlahut di wilayah itu.

"BNPB memang meminta agar heli tersebut dipindahkan ke Pangkalan Bun. Karena di sana lebih membutuhkan untuk penanggulangan karhutla," kata Komandan Resor Militer 031/WB, Brigjen TNI Nurendi.

Pewarta: M Said
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016