... mudah-mudahan secepatnya menjadi resmi dan bisa menjadi lagi wajib."
Jombang (ANTARA News) - Keluarga almarhum KH Abdul Wahab Chasbullah mendukung lagu ciptaannya "Yaa Lal Wathan" atau  "Hubbul Wathon minal Iman" dijadikan  lagu nasional, seperti diungkapkan oleh Menteri Sosial Khofifah Indar Paranwansa.

"Alhamdulillah, lagu Hubbul Wathon minal Iman menjadi lagu nasional, mudah-mudahan secepatnya menjadi resmi dan bisa menjadi lagi wajib," kata KH Hasib Abd Wahab, mewakili keluarga almarhum KH Abdul Wahab Chasbullah di Jombang.

Hasib, yang juga panitia kegiatan haul almarhum KH Abdul Wahab Chasbullah tahun ini, mengemukakan adanya niatan menjadikan lagu "Yaa Lal Wathan" menjadi salah satu lagu perjuangan nasional merupakan penghargaan yang sangat tinggi diberikan Pemerintah Republik Indonesia.

Apalagi, Pemerintah RI pun telah secara resmi menyematkan gelar pahlawan pada KH Abdul Wahab Chasbullah yang ditandatangani langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi), sehingga keluarga bersama santri pun senang menerimanya.

Walaupun KH Abdul Wahab Chasbullah saat ini sudah meninggal, Hasib menegaskan segala peninggalan dari almarhum tetap menjadi hal yang patut ditiru.

Ia pun berharap, semangat syair yang ditulis di lagu pun akan menjadi inspirasi dan semakin meningkatkan rasa cinta kepada Tanah Air.

Ketua Umum Pengurus Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama, yang juga Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa, sempat mengemukakan bahwa Pemerintah RI saat ini sudah memiliki lima lagu perjuangan yang sudah selesai proses aransemen ulangnya.

Lagu itu masih ditambah dengan lagu ciptaan KH Abdul Wahab Chasbullah, "Yaa Lal Wathan".

"Jadi, ada lima lagu yang final aransemen, partitur dan sebagai tambahan lagu perjuangan nasional, saya perdengarkan hubul wathan (lagu Yaa Lal Wathan), dan sepertinya bangunan semangatnya luar biasa," katanya.

Namun, ia mengatakan untuk lagu "Yaa Lal Wathan" tersebut, rencananya akan digubah ke dalam Bahasa Indonesia menggunakan ejaan yang disempurnakan (EYD), karena diciptakan 1916 yang bernuansa Melayu.

Selain itu, syair lagunya juga ada bahasa Arabnya, sehingga harus digubah ke dalam Bahasa Indonesia.

Pewarta: Destyan Hendri Sujarwoko
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2016