Padang (ANTARA News) - Amir Kolahdouz menjuarai kejuaraan balap sepeda internasional Tour de Singkarak (TdS) 2016 setelah mengumpulkan waktu tercepat selama menjalani balapan sejauh 1.074 km yang terbagi dalam delapan etape yang finis di Kota Padang, Minggu.

Pebalap dari Pishgaman Cycling Team Iran ini membukukan total catatan waktu. 26:08:42 atau unggul satu menit 22 detik dengan pebalap yang berada diposisi dua yaitu Dadi Suryadi dari Terengganu Cycling Team Malaysia.

Kedua pebalap ini bersaing sejak etape empat kejuaraan yang didukung penuh Kementerian Pariwisata itu.

Prestasi Amir Kolahdouz di TdS 2016 sudah terlihat sejak etape empat yang finis di Puncak Lawang Agam. Pebalap dengan nomor start satu ini mampu finis tercepat di tanjakan yang masuk Hors Category (tertinggi). Setelah itu catatan waktunya sudah bisa dikejar pebalap lain.

"Saya senang dengan prestasi ini. Usaha saya dan tim untuk mengontrol pebalap yang dekat berjalan dengan baik," kata Amir Kolahdouz saat dikonfirmasi usai menerima hadiah sebesar Rp80 juta.

Selain menjadi juara atau merebut yellow jersey. Amir Kolahdouz juga sukses merebut predikat raja sprint (green jersey) dengan raihan 39 poin. Predikat raja tanjakan (polkadot jersey) juga dipegang oleh pebalap Iran tersebut setelah membukukan 78 poin.

Dengan demikian, pebalap dengan nomor start satu ini menguasai tiga jersey tertinggi yang dilombakan pada balapan yang masuk kalender Asia Tour UCI yang tahun ini masuk seri yang kedelapan. Padahal tekanan terus dilakukan oleh pebalap dibelakangnya yaitu Dadi Suryadi.

Selain menjadi yang terbaik secara individu, Amir Kolahdouz juga membawa timnya menjadi yang terbaik atau mempertahankan predikat juara umum untuk Pishgaman Cycling Team, setelah membukukan total catatan waktu 78:35:09.

Khusus untuk Dadi Suryadi tidak perlu kecewa karena pebalap asal Sumedang, Jawa Barat ini berhak menyandang red white jersey atau sebagai pebalap Indonesia tercepat. Prestasi ini sebenarnya telah dipegang sejak etape dua. Bahkan, Dadi unggul lebih dari 15 menit dari pebalap dibelakangnya yaitu Hari Fitrianto dari Black Inc Laos.

"Upaya untuk menjadi yang terbaik terus saya lakukan. Tapi lawan dari Iran (Pishgaman Cycling Team) cukup kuat. Kerjasama mereka sangat bagus, apalagi mereka memiliki kemampuan yang merata. Saya cukup senang dengan hasil ini," kata Dadi Suryadi saat dikonfirmasi.

Upaya Dadi Suryadi yang juga pebalap pelatnas untuk persiapan SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 ini unjuk menjadi yang terbaik di TdS 2016 sebenarnya terus dilakukan.

Namun, upaya yang dilakukan selalu mendapatkan halangan dari pebalap asal Iran yang tampil dengan solid.

Dadi yang merupakan pebalap dengan spesialisasi tanjakan ini harus berjuang sendiri saat lintasan yang dilalui tanjakan. Hal tersebut terjadi karena rekan satu timnya di Terengganu Cycling Team Malaysia didominasi pebalap dengan spesialisasi sprint.

Dengan berakhirnya TdS 2016, maka usai sudah hajatan Kementerian Pariwisata kali ini. Apalagi balapan di Sumatera Barat ini menjadi yang terpopuler di dunia versi www.worldcyclingstats.com. Ada tiga kriteria yang dijadikan indikator yaitu pemberitaan media massa, media sosial dan keterlibatan masyarakat.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016