Moskow (ANTARA News) - Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, Senin, pemberontak Suriah memanfaatkan gencatan senjata sementara di dalam dan sekitar Aleppo untuk kembali bergabung dan mempersenjatai diri.

Lavrov dalam jumpa pers di kota Yekaterinburg, Rusia, dengan timpalannya dari Jerman Frank-Walter Steinmeier mengatakan menyadari bahwa gencatan senjata singkat, yang sudah berlaku agar bantuan bisa masuk dan warga bisa keluar, tidaklah mencukupi, lapor Reuters.

Namun, ia mengatakan sulit membuat gencatan senjata lebih lama untuk saat ini karena terancam dimanfaatkan pegaris keras untuk kembali menyatu dan mempersenjatai diri, yang pernah mereka lakukan pada masa lalu.

Juru bicara pemerintah Jerman Steffen Seibert mengatakan bahwa kesulitan masyarakat Aleppo tidak bisa dipecahkan dengan memberlakukan gencatan senjata tiga jam.

"Ini terdengar seperti konsesi, namun sesungguhnya adalah sinisme, karena semua orang tahu bahwa waktunya jauh dari cukup untuk benar-benar menumpuk perbekalan bagi rakyat putus asa di sana," katanya dalam jumpa pers.

Ia mengatakan pembunuhan di Aleppo harus berhenti dan kota tersebut perlu menerima bahan-bahan pangan dan obat-obatan tanpa hambatan.

Seibert mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad dan Rusia yang merupakan sekutu Assad dalam melawan pemberontak selama perang sipil lima tahun di Suriah, bertanggung jawab besar bagi situasi di dalam kota itu.

"Ini terutama keputusan mereka, apakah akan ada lebih banyak lagi kematian atau rakyat di sana mendapatkan bantuan serta harapan setelah berbulan-bulan menderita," katanya.
(Uu.S022/B002)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016