Jakarta (ANTARA News) - Para petani tebu dan pekerja perkebunan gula kini makin merapatkan barisan guna menghadang keberadaan pabrik gula (PG) KTM di Lamongan Jatim yang terindikasi diduga sebagai kedok untuk masuknya gula mentah impor ke Indonesia.

Dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa, Beta Rosiyanto selaku Ketua Harian IV Serikat Pekerja Perkebunan (SPBUN) PTPN Holding mengemukakan, aksi unjuk rasa para petani tebu di Surabaya pada 16 Agustus 2016 yang menentang impor gula masih akan berlanjut.

"Aksi kemarin masih belum apa-apa. Kami siap mengerahkan massa lebih besar guna menyuarakan aspirasi perlindungan industri perkebunan gula dan pertanian tebu dari serbuan impor gula mentah dan berbagai kedoknya," kata Beta Rosiyanto.

Saat ini di Jatim ada sekitar 35 ribu pekerja perkebunan gula yang resah dengan berdirinya PG baru yang diindikasikan sebagai kedok masuknya gula mentah impor. Mereka bisa dikerahkan untuk turun jalan bersama petani tebu dan elemen lainnya di perkebunan.

"Tentu saja aksi ribuan petani dan pekerja perkebunan di Surabaya itu sudah membuat pihak-pihak tertentu gerah, kelabakan, dan mengupayakan penggembosan serta pembunuhan karakter," katanya.

Indikasinya, menurut dia, antara lain nampak dengan adanya tudingan bahwa massa aksi tersebut sekadar "massa bayaran". Tuduhan itu tidak benar, karena gerakan tersebut adalah gerakan bersama yang saling isi dan bahu membahu di antara berbagai elemen petani tebu serta pekerja perkebunan gula.

"Jadi tidak ada itu massa bayaran. Semua yang turun jalan kemarin adalah yang berkepentingan dan peduli dengan pertanian tebu dan industri gula. Mulai petani dan buruh tani, sopir truk pengangkut tebu, hingga pegawai PG," kata pengurus harian Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Pusat, Sunardi Edi Sukamto.

Sunardi menyebut lumrah jika di antara petani yang turun jalan tersebut saling membantu konsumsi, transportasi atau bahkan urunan sejumlah uang untuk keperluan terselenggaranya aksi. Aksi solidaritas tersebut merupakan sesuatu yang sangat manusiawi serta menyentuh hati semua pengunjuk rasa.

"Tentu saja APTRI dan SPBUN tidak akan mundur menyoal PG KTM, termasuk sekarang sudah ditunjuk tim APTRI untuk bergabung dalam tim investigasi yang dibentuk oleh Pemprop Jatim terkait masuknya gula mentah impor yang pada temuan awal mencapai 49 ribu ton," kata Sunardi.

Pewarta: Aat Surya Safaat
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016