Jakarta (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengimbau agar pengembangan varietas atau benih unggul lokal tidak terhambat oleh izin dan birokrasi yang berbelit sehingga tidak mengganggu produksi pertanian.

"Ada varietas lokal yang produksinya sampai 12 ton tetapi birokrasi kita terlalu berbelit-belit, padahal kami sudah cabut beberapa regulasi yang menghambat pengembangan teknologi. Kita ini butuh produksi, bukan birokrasi," kata Menteri Amran pada Pemberian Penghargaan Pertanian Tingkat Nasional di Kompleks Kementerian Pertanian, Jakarta, Selasa.

Amran mengatakan sejumlah petani lokal saat ini sudah mampu mengembangkan berbagai teknologi, seperti varietas lokal unggul untuk mendongkrak produksi pertanian, namun terbentur regulasi yang membuat benih tersebut tidak bisa dikembangkan di daerah lain.

Ia pun meminta Badan Penyuluh dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDM) untuk meninjau kembali segala sesuatu yang menghambat varietas lokal serta membeli benih tersebut.

"Kami minta Kepala Badan cek kembali yang menghambat varietas lokal, kalau perlu dibeli. Pemerintah akah beli varietas unggul lokal," ujar Amran.

Ia pun mengapresiasi berbagai kreativitas oleh petani teladan di lapangan, seperti mesin panen kombinasi (combine harvester), alat panen jagung hingga pompa dengan tenaga surya.

Kementerian Pertanian melalui BPPSDM memberi penghargaan kepada 174 pelaku pembangunan pertanian yang berdedikasi dalam upayanya meningkatkan produktivitas komoditas pangan nasional, khususnya padi, jagung dan kedelai, serta mengembangkan usaha agribisnis yang berdaya saing.

Adapun 174 orang tersebut, antara lain dari penyuluh pertanian, petani berprestasi, guru SMK Pertanian Pembangunan dan Dosen STPP Berprestasi dan Pengelola Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S).

Kementan pun terus berupaya meningkatkan produksi pangan khususnya padi, jagung dan kedelai dalam rangka mewujudkan swasembada berkelanjutan pada 2017.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016