...sama seperti perjuangan kemerdekaan ada yang jadi korban, ada yang harus pergi. Tapi, kalau pun harus pergi, dengan damai.”
Bogor (ANTARA News) - Orang yang didiagnosis kanker jangan pernah dibiarkan sendiri menghadapi kondisinya dan sebaiknya didampingi oleh orang-orang terdekatnya, kata Yuniko Deviana, pendiri Cancer Information and Support Center (CISC).

“Jangan sampai masa penolakan panjang,” kata Yuniko saat ditemui di acara “Merdeka dari Kanker” di Cisarua, Bogor, (17/8).

Masa penolakan merupakan tahap yang pasti dihadapi oleh orang yang divonis kanker, memberontak karena masih belum percaya dirinya mendapat penyakit berat.

Masa penolakan yang panjang berakibat pada terapi yang tertunda, padahal penyakit terus berkembang dan butuh segera ditangani.

Untuk itu, pendampingan dari orang terdekat atau komunitas penyintas kanker akan membantu mereka untuk memperpendek masa penolakan.

“Tapi, jangan dipaksa untuk ditemani kalau belum siap,” kata dia.

Komunitas CISC umumnya meminta penyintas dengan kasus yang sama atau mirip agar lebih mudah masuk ke persoalan dan berbagi pengalaman.

Dengan masuk komunitas, pasien kanker dapat melihat dan bertukar cerita sehingga ia dapat menyikapinya dengan realistis.

Bertepatan dengan perayaan Hari Kemerdekaan, Yuniko berharap para penyintas dapat bebas dari penyakitnya.
“Dalam arti, sama seperti perjuangan kemerdekaan ada yang jadi korban, ada yang harus pergi. Tapi, kalau pun harus pergi, dengan damai,” kata Yuniko.

CSIC kini tersebar di beberapa kota besar di Indonesia dan memiliki tiga rumah singgah di Jakarta karena tempat rujukan pengobatan kanker paling banyak di ibu kota.

Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016