Beijing (ANTARA News) - Duta Besar RI untuk Tiongkok dan Mongolia Soegeng Rahardjo menekankan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan harga mati dan bukan untuk "dijual" bagi kepentingan asing.

"NKRI "not for sale", itu yang harus dipegang teguh seluruh komponen bangsa dan negara Indonesia," katanya, dalam obrolan dengan Antara di Beijing, Rabu, sesaat sebelum menjadi inspektur upacara penurunan bendera Detik-Detik Proklamasi 1945.

Dubes Soegeng menuturkan Indonesia dianugerahi kekayaan alam yang melimpah, sumber daya alam yang melimpah, kebudayaan yang beragam.

"Itu semua haruslah kita pertahankan, kita kelola, kita gunakan untuk kepentingan kita bukan orang lain," ujarnya.

Soegeng mengatakan peringatan 71 tahun kemerdekaan RI hendaknya menjadi sarana refleksi untuk memperbaiki diri, agar Indonesia semakin baik di usianya yang semakin matang.

"Saat ini, di usianya yang sudah sangat matang, Indonesia justru jauh tertinggal dari negara lain, bahkan dengan Malaysia dan Singapura. Padahal sumber daya alam, sumber daya manusia Indonesia tidak kalah dengan negara lain. Ini harus kita jadikan introspeksi, bahwa ada yang salah dalam kita mengelola negara dan bangsa ini," katanya.

Dubes Soegeng mengatakan Indonesia dapat berkaca pada Tiongkok bagaimana komitmen dan kerja kerasnya untuk menjadi negara besar seperti sekarang.

"Tiongkok memiliki kelebihan dibandingkan kita dalam hal kedisiplinan, kerja keras, dan komitmen yang kuat. Sementara Indonesia komitmennya cenderung terlalu banyak dicampuri berbagai kepentingan, baik kepentingan kelompok, golongan maupun kepentingan asing," katanya.

Soegeng menegaskan, kita boleh belajar dan berkiblat pada satu negara tertentu, namun bukan berarti kita menyerahkan sumber daya kita kepada mereka. Sumber daya kita, ya harus kita kelola sendiri, kita manfaatkan bagi kepentingan nasional kita.

"Mari kita jadikan peringatan 71 tahun kemerdekaan RI ini, sebagai momentum untuk melihat kembali diri kita, mengkoreksi diri sendiri, agar Indonesia benar-benar lebih baik, bukan seperti saat ini yang tidak saja mundur tetapi juga tenggelam. Mari bersama-sama kita benahi Indonesia," katanya.

Kali Pertama
Upacara penurunan Bendera Merah Putih Detik-Detik Proklamasi baru kali pertama dilaksanakan di KBRI Beijing.

"Ini merupakan salah satu cara upaya untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan, cinta Tanah Air dan bela negara," kata Dubes Soegeng. Harus kita lakukan berbagai cara, untuk menanamkan kembali nilai-nilai kebangsaan, cinta Tanah Air dan bela negara. Kalau tidak kapan lagi," katanya menegaskan.

Upacara penurunan dilaksanakan dengan komandan upacara Mayor Sus Adi Triady yang sehari-harinya adalah asisten Atase Pertahanan RI di Beijing, diikuti seluruh diplomat dan staf KBRI Beijing, serta masyarakat Indonesia yang berdomisili di Beijing.

Sebelum digelar upacara penurunan bendera digelar panggung gembira yang menampilkan aneka tarian tradisional nusantara, lagu daerah, lagu nostalgia serta dangdut.

Disajikan pula aneka kuliner nusantara seperti sate Padang, mi bakso, telur balado, sate ayam, mi goreng, dan lainnya.

Pewarta: Rini Utami
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016