Moskow (ANTARA News) - Rusia pada Kamis (18/8) menyatakan siap menghentikan tembakan selama periode 48 jam di Aleppo, Suriah, mulai pekan depan, menyusul permintaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk memperpanjang jeda kemanusiaan guna mengirimkan bantuan.

"Kementerian Pertahanan Rusia siap mendukung proposal dari utusan PBB untuk Suriah Staffan de Mistura sehubungan dengan penerapan 'jeda kemanusiaan' 48 jam (di Aleppo)," kata juru bicara Kementerian Pertahanan Igor Konashenkov dalam sebuah pernyataan.

"Kami siap menerapkan 48 jam pertama 'jeda kemanusiaan' untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Aleppo sebagai 'proyek percontohan' pekan depan untuk memastikan pengiriman kargo dengan aman kepada warga sipil di kota itu."

"Tanggal dan waktu tepatnya akan ditentukan setelah informasi mengenai kesiapan konvoi kemanusiaan diterima dari PBB, serta konfirmasi jaminan keamanan dari mitra Amerika," katanya.

Rusia pekan lalu menyatakan mereka akan melaksanakan jeda tiga jam dalam tembakan artileri dan serangan udara harian di sekitar Aleppo, namun PBB menganggapnya tidak cukup untuk membantu sekitar 1,5 juta orang di sana.

De Mistura bersikeras penerapan jeda selama 48 jam, mengatakan bahwa pengiriman logistik lewat jalanan yang sudah rusak dan dipasangi ranjau tidak mungkin dilakukan dalam tiga jam dan bahwa itu membahayakan pekerja kemanusiaan.

Utusan khusus itu menyambut dukungan Rusia pada rencananya dan menyeru aksi cepat.

"Rencana kami adalah bekerja bersama dalam operasional, dan bersiap melakukan pengiriman sesegera mungkin," katanya dalam pernyataan yang dikutip kantor berita AFP.

Ia menambahkan PBB mengandalkan Rusia untuk membantu memastikan "kepatuhan angkatan bersenjata Suriah saat jeda kemanusiaan itu diberlakukan."

Dia juga mendesak "semua pihak dengan akses ke atau pengaruh pada oposisi bersenjata, khususnya Amerika Serikat...untuk memastikan oposisi bersenjata juga menghormati jeda kemanusiaan 48 jam."

"Tak ada satu pun konvoi dalam satu bulan yang mencapai area-area yang terkepung yang butuh bantuan kemanusiaan," kata de Mistura di Jenewa sebelumnya.

Rusia sudah melancarkan serangan udara di Suriah sejak September untuk membantu pasukan yang setia kepada sekutu lama Moskow, Bashar al-Assad, memerangi pemberontak dan militan di negara itu.

Secara keseluruhan 290.000 orang lebih tewas dan lebih dari separuh penduduk kehilangan tempat tinggal sejak konflik Suriah meletus pada Maret 2011.(mu)


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016