Jakarta (ANTARA News) - Max si anjing Terrier berencana duduk di depan pintu seharian menunggu pemiliknya Katie pulang kerja.




Gidget, Pomeranian putih berencana bersantai sampai majikannya pulang bekerja di New York.




Chloe si kucing bolak-nalik mengintip kulkas, menahan diri tidak menghabiskan makanan yang disimpan di dalamnya.




Mel (anjing Pug), Buddy (Dachsund) dan Sweetpea si burung pun punya rencana masing-masing begitu majikan mereka menutup pintu rumah.




Para binatang peliharaan saling berkunjung dan bermain selama seharian ditinggal majikan mereka.




Sampai suatu hari Katie membawa “adik” baru untuk Max, anjing besar berbulu coklat Duke yang diambilnya dari tempat penampungan.




Merasa terancam dengan kehadiran Duke, Max melakukan berbagai cara agar ia “adiknya” itu keluar dari rumah.




Persaingan mereka memuncak hingga mereka ditanggap petugas pengamanan binatang liar, Animal Control, hingga akhirnya mereka bertemu kelinci putih pemimpin gangster bawah tanah Snowball.




Mendapati Duke dan Max berbohong, Snowball membalas dendam demi anggota kehormatan geng dan mengejar mereka hingga ke Brooklyn.




Inspirasi binatang




“The Secret Life of Pets”, film produksi illumination Entertainment dan Universal Pictures, menitikberatkan pada aktivitas binatang peliharaan ketika ditinggal pemilik mereka.




Alih-alih membuat mereka berjalan dengan dua kaki atau beraktivitas seperti manusia, para binatang peliharaan ini bersikap alami meskipun digambarkan dapat berbicara.




Perhatian mereka langsung teralih ketik melihat kupu-kupu saat sedang asyik mengobrol, misalnya.




Produser Chris Meledandri dalam keterangan pers mengatakan ia terinspirasi dari peliharaan keluarganya semasa ia kecil, mulai dari anjing, kucing hingga burung.




“Saat pulang ke rumah, kita pikir mereka senang melihat kita. Lalu, kita pun bertanya apa yang mereka lakukan seharian ini,” kata Meledandri.




Ia menyadari bukan hanya dirinya yang berpikir seperti itu, begitu pun dengan pemilik hewan lainnya.




Penulis naskah Ken Daurio dan Cinco Paul lantas menjelaskan ia mengembangkan cerita dari imajinasi pemilik meninggalkan anjingnya di rumah.




Segera setelah majikannya pergi, anjing itu membuang makanannya ke tempat sampah dan mencari makanan yang lebih enak di lemari pendingin.




“Itu yang tertanam di kepala kami dan berjalan terus dalam proses,” kata Daurio.




Daurio dan Paul mengambil latar apartemen di New York agar para hewan bisa berkumpul ketika majikan pergi.




“Jadi, banyak hewan di sana dan memberi kami inspirasi mereka berpesta saat pemiliknya pergi,” kata Paul.




“Mereka bergosip, minum-minum di toilet, hal-hal yang tidak dilakukan saat pemilik di rumah,” kata dia.




Sutradara Chris Renaud mengatakan ia ingin menggambarkan para hewan ini sedekat mungkin dengan apa yang dirasakan para pemiliknya.




Ia ingin para penonton merasa seperti itu lah apa yang dilakukan hewan ketika mereka pergi.




“Begitu kau pergi, lalu kembali 20 detik kemudian, mereka beraksi seperti ditinggal 24 jam. Senang melihatmu,” kata Renaud.




Renaud menggambarkan hubungan hewan dengan pemiliknya melalui kacamata Max si Terrier.




“Katie itu segalanya untuk Max dan dia ingin Katie merasa begitu pada dirinya, sampai dia pulang membawa anjing baru,” kata Renaud.




“The Secret Life of Pets” berdurasi 90 menit dan dapat ditonton oleh segala usia.

Oleh Natisha Andarningtyas
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016