Tanjungpinang (ANTARA News) - Pengemudi perahu pompong yang tenggelam di sekitar perairan Pulau Penyengat, Kota Tanjungpinang, ibu kota Kepulauan Riau, tidak menyediakan pelampung.

"Ini menjadi pelajaran berharga. Keselamatan penumpang pompong harus menjadi perhatian," kata Pelaksana Tugas Sekretaris Daerah Kepri Reni Yusneli saat melayat korban yang meninggal dunia di RSUD Tanjungpinang, Minggu.

Dia mengatakan, sebenarnya setiap sosialisasi keselamatan penumpang kapal dan pompong, pemerintah selalu mengingatkan wajib menyiapkan alat keselamatan penumpang, namun pemilik pompong kurang memperhatikannya.

"Meskipun jarak Penyengat dan Tanjungpinang itu dekat, tetap saja jika terjadi gelombang angin atau badai selalu mengakibatkan tenggelamnya pompong yang memakan korban penumpangnya. Oleh karena itu musibah ini kiranya bisa dijadikan pelajaran agar tidak terulang lagi," katanya.

Sekitar pukul 09.00 WIB, Said, pengemudi perahu pompong membawa 16 orang dari pelabuhan menuju Pulau Penyengat. Perahu kayu berukuran kecil itu biasanya hanya mengangkut 15 penumpang.

Sekitar tujuh menit perjalanan, mesin pompong mendadak mati, kemudian hidup lagi dan kapal perlahan-lahan tenggelam.

Dua orang berhasil diselamatkan, masing-masing seorang penumpang dan pengemudi pompong mendapat pelampung dari petugas MV Baruna, sedangkan 10 penumpang lainnya meninggal dunia dan 5 orang masih dicari.

Reni mengatakan, Pemprov Kepri menyatakan berduka cita untuk korban.

"Harus ada regulasi yang mengatur keselamatan masyarakat yang bergerak dari pulau ke pulau khususnya Tanjungpinang-Pulau Penyengat," tegas Reni.


Pewarta: Nikolas Panama
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016