Jakarta (ANTARA News) - Taiwan di bawah kendali Presiden Tsai Ing wen, ingin menjadikan Indonesia sebagai mitra dagang utama khususnya di kawasan Asia Tenggara. Ini dapat dilihat kinerja investasi dan perdagangan tiap tahun terus membaik.

Total perdagangan bilateral, Taiwan dengan Indonesia tahun 2015 mencapai sekitar 9,008 miliar dolar AS atau turun dibanding periode sama tahun sebelumnya sebesar 11,221 miliar dolar AS, namun Indonesia masih tetap mengalami surplus dalam hubungan dagang itu, kata Direktur Administrasi Tipei Economic and Trade Office Indonesia, Tseng Wei-ming, kepada Antara di Jakarta, Sabtu.

Tseng Wei, yang akrab dipanggil Andy, lebih rinci menjelaskan, keinginan Taiwan menjadikan mitra dagang utama Indonesia sudah lama digagas oleh presiden, karena Indonesia bukan hanya mempunyai jumlah penduduk yang besar. Tetapi juga situasi politik dan sosial cukup kondusif yang mendorong pertumbuhan ekonomi terus stabil.

"Kita baru saja, pada pertengahan Mei 2016 melantik Presiden wanita pertama Taiwan Tsai Ing wen, yang ingin meningkatkan hubungan bilateral lebih kondusif, khususnya adanya peningkatan dagang dan investasi," kata Andy.

Andy yang didampingi Divisi Humas Taipe Economic, Mepi mengatakan, ekspor Indonesia ke Taiwan selama tiga tahun berturut-turut (2013-2015) mencapai lebih dari 20 miliar dolar AS sementara ekspor Taiwan ke Indonesia sekitar 12 miliar dolar AS sehingga Indonesia mengalami surplus perdagangan.

Meskipun Indonesia alami surplus, Taiwan tetap konsisten akan meningkatkan jumlah investasi dan kunjungan wisata kedua negara, katanya, seraya menambahkan, Indonesia, mitra dagang terbesar berada di peringkat 12 tahun 2014 dan sumber impor pada peringkat ke 9.

Komoditi yang diekspor Taiwan ke Indonesia saat ini masih terbatas pada produk minyak, besi baja, bahan baku tekstil dan suku cadang mesin. Ke depan akan ditingkatkan produk lainnya, seperti bahan kimia dan produk berteknologi tinggi lainnya.

Sedang Taiwan juga membutuhkan komoditi dari Indonesia berupa gas alam, batu bara, emas, kayu, dan produk kayu lainnya. Dikatakan, perusahaan minyak Taiwan CNP telah menandatangani kerjasama perdagangan gas dengan salah satu Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia.

Hal itu dilakukan guna menjaga konsistensi adanya hubungan bilateral yang terus dijaga, karena di luar itu juga terdapat lembaga swadaya/NGO yang saling menunjang hubungan baik bisnis dari kedua negara sahabat itu, tegas Andy.

Pada kesempatan itu Andy juga menyampaikan, kedua negara sudah melakukan nota kesepahaman untuk menghilangkan pajak berganda agar investasi Taiwan ke Indonesia terus meningkat. Sejak tahun 1995 sudah ada penandatanganan "Prevention of Fiscal Evasion Agreement" atau penghindaran pajak berganda sehingga memungkinkan terjadinya kenaikan investasi dan perdagangan.

Jumlah investasi tahun 2015 mencapai 17,097, miliar dolar AS yang bergerak di bidang industri mebel, tekstil, sepatu, logam dan ban. Jumlah perusahaan yang telah menanamkan investasi ke sektor tersebut, termasuk sektor jasa keuangan mencapai 1.766 buah perusahaan.

Jumlah pekerja ahli atau teknisi Taiwan di Indonesia mencapai 10 ribu orang atau lebih dari 2.000 keluarga. Dengan membaiknya hubungan dagang dan investasi kedua negara. Diharapkan jumlah ekspor dan impor kedua negara akan terus naik. "Kami berharap kedua pemerintah saling menjaga dan meningkatkan hubungan dagang dan investasi secara baik, karena animo pengusaha Taiwan ingin menginvestasikan ke Indonesia saat ini cukup tinggi," katanya.

Pewarta: Theo Yusuf Ms
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016