New Jersy, AS (ANTARA News) - Seorang tokoh terkemuka Turki, Fethullah Gulen, selain terkenal sebagai ulama besar di negara tersebut juga dikenal sebagai tokoh pendidikan.

Sekolah-sekolahnya banyak tersebar di seluruh dunia termasuk Pioneer Academy di New Jersy, Amerika Serikat, kata seorang pengurus sekolah tersebut di New Jersy, Amerika Serikat, Jumat petang.

Walaupun Fethullah Gulen seorang ulama, sekolah-sekolahnya tidak secara khusus memberi pelajaran agama, dan menerima pelajar dari berbagai kalangan dan negara.

Menurut Mehmet Yasar, Wakil Ketua yayasan pendidikan milik Fethullah Gulen, Golden Generation, Pioneer Academy menyelenggarakan pendidikan mulai tingkat taman kanak-kanak hingga kelas 12 (setingkat sekolah menengah atas).

Saat ini Pioneer Academy memiliki 160 siswa termasuk pelajar dari berbagai negara antara lain Jepang, Thailand dan Kamboja, kata Mehmet seraya menambahkan sekolah tersebut juga menyediakan asrama bagi pelajar pria.

"Sekolah ini sudah didirikan sejak 15 tahun lalu tapi gedung sekolah ini baru dibangun empat tahun lalu. Tujuan sekolah ini utamanya untuk mempersiapkan siswa masuk keperguruan tinggi dengan kwalitas yang terbaik," kata Mehmet.

Hampir 100 persen siswa di Pioneer Academy yang menerima pelajar dari 20 negara ini lulus dan masuk perguruan tinggi di Amerika Serikat setiap tahun.

Sekolah-sekolah milik Fethullah Gulen di Amerika Serikat juga memberi beasiswa bagi sebagian pelajarnya, katanya seraya menambahkan 30 persen biaya untuk beasiswa itu diambil dari sumbangan para pengusaha Turki yang sukses.

"Banyak pengusaha Turki yang menyekolahkan anak-anak mereka ke Pioneer Academy memberi sumbangan dan 30 persen dari dana tersebut diperuntukan bagi beasiswa, bahkan di New York 40 persen dari dana sumbangan tersebut untuk beasiswa," katanya.

Di Indonesia, Fethullah Gulen telah membangun sekolah di beberapa daerah antara lain di Jakarta, Banjarmasin, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Tangerang, Aceh dan Sragen.

Pemerintah Turki baru-baru ini berencana menutup sekolah-sekolah tersebut namun pemerintah Indonesia meminta pemerintah Turki untuk mengurungkan niat tersebut dan menghormati hukum yang berlaku di Indonesia.

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Mersudi mengatakan sejumlah sekolah yang berada di Indonesia akan terus menjalankan kegiatan belajar mengajarnya. Retno juga menjelaskan pihak Kemendikbud telah mengunjungi beberapa sekolah yang diminta oleh pemerintah Turki untuk ditutup.

Pewarta: Bambang Purwanto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016