Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antar bank di Jakarta pada Senin pagi bergerak menjadi Rp13.164 per dolar AS.

"Bank Indonesia mempertahankan suku bunga baru. Pelonggaran moneter yang tertunda bisa membuat pelemahan rupiah di tengah penguatan dolar AS di pasar global," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta.

Bank Indonesia pada Jumat (19/8) mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 5,25 persen, dengan penurunan bunga "lending facility" sebesar 100 basis poin menjadi 6 persen.

Ia menambahkan, Bank Indonesia juga memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi di 2016 yang turut mempengaruhi laju mata uang domestik.

Dari eksternal, lanjut dia, dolar AS mulai menguat semenjak pernyataan wakil gubernur bank sentral Amerika Serikat (The Fed) Stanley Fischer yang cukup percaya diri bahwa perekonomian Amerika Serikat sudah mulai membaik.

Di sisi lain, lanjut dia, spekulasi pembatasan produksi minyak mentah oleh anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC), mendorong harga minyak mentah dunia turun sehingga mempengaruhi mata uang komoditas, seperti rupiah.

Pada Senin pagi, harga minyak jenis WTI Crude melemah 1,20 persen menjadi 47,94 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 1,51 persen menjadi 50,11 dolar AS per barel.

Sementara itu, pengamat pasar uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova mengatakan, pelemahan rupiah relatif terbatas dikarenakan Bank Indonesia masih menjaga fluktuasinya sesuai dengan fundamentalnya.

"Nilai tukar rupiah masih stabil, apalagi ada penjagaan Bank Indonesia yang juga didukung dari fundamental ekonomi yang relatif masih baik," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016