Makassar (ANTARA News) - Tim angkat besi Sulawesi Selatan mengaku tidak gentar meski harus menghadapi lifter peraih medali perak Olimpiade Brasil pada Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat, September 2016.

Pelatih Angkat Besi Sulsel, Erwin Abdullah di Makassar, Senin, mengatakan para atletnya memang akan berhadapan Eko Yuli Irawan ( kelas 62 kg putra) serta Triyatno yang memiliki spesial kelas 69 kg putra.

"Atlet kami yakni Rahmat Erwin akan menghadapi Eko Yuli yang akan memperkuat Jawa Timur. Sementara Haryanto Krisna Wahyu akan tampil di kelas yang sama dengan Triyatno yang di PON nanti membela Kalimantan Timur," katanya.

Ia menjelaskan, pencapaian dua atlet nasional itu di Olimpiade 2016 tidak membuat pihaknya minder atau merasa kecil hati. Justru hal itu semakin meningkatkan motivasi atlet untuk mengalahkan peraih medali perak Olimpiade tersebut.

"Gentar itu hanya milik orang terjajah. Kami akan fokus dan berupaya meningkatkan kemampuan seluruh atlet sebelum berlaga di PON," jelasnya.

Sikap optimistis tim Sulsel sendiri tentunya cukup beralasan jika melihat pencapaian atlet di sejumlah kejuaraan.

Salah satunya saat mampu merebut tiga medali emas dalam Kejurnas Satria Remaja V di Bandung, Jawa Barat, pada 18 Mei 2016 masing-masing disumbangkan Haryanto Krisna Wahyu di kelas angkatan 69 kg.

Selain tiga medali emas, Sulsel juga berhasil membawa pulang tiga medali perak di kelas angkatan 62 kg melalui lifter Rahmat Erwin, masing-masing kategori snatch 106 kg, clean and jerk 126 kg, dan total 232 kg.

Khusus keberasilan Haryanto Krisna wahyu, tentunya semakin membuktikan kualitas dan kemampuannya. Hasil ini juga menjadi modal berharga sebelum tampil di Pekan Olahraga Nasional (PON) XIX di Jawa Barat, September 2016.

Dirinya juga memuji dan ikut berbangga dengan penampilan anak asuhnya itu. Ia menjelaskan, meski telah merebut medali emas namun penampilan Haryanto Krisna masih diharapkan bisa lebih ditingkatkan demimenjaga peluang meraih medali PON.

Pewarta: Abd Kadir
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016