Jakarta (ANTARA News) - Butuh ketelitian dalam memilih warna yang muncul di tiap adegan film agar terlihat indah saat ditonton dalam versi hitam putih. 

Itulah tantangan yang terjadi ketika membuat film hitam putih, kata sutradara Garin Nugroho yang menggarap film bisu mistik mitologi Jawa “Setan Jawa”.
 
“Tes kostum sangat penting dalam film ini,” kata Garin di konferensi pers “Setan Jawa”, Galeri Indonesia Kaya, Jakarta, Senin.

Ia harus pandai memilah-milih kombinasi warna kostum hingga arsitektur yang menjadi latar belakang agar tercipta harmoni indah hitam putih.

Dalam film yang pengambilan gambarnya berlangsung di Solo dan Yogyakarta ini, Garin juga harus menampilkan ekspresi yang lebih dari film biasa. 

Ia menggandeng Asmara Abigail, model yang punya latar belakang tari tango, flamenco dan pole dance untuk membawakan tari Jawa. 

Asmara yang awalnya tak pernah belajar tari Jawa itu diyakini bisa memberi ekspresi baru dan sentuhan seksi untuk karakter Asih, perempuan Jawa yang membuat manusia hingga setan jatuh cinta.

“Saya pertama kali ketemu Asmara langsung tertarik karena ekspresinya tepat untuk film bisu,” kata Garin.

Proyek yang juga tak lepas dari campur tangan seniman musik Rahayu Supanggah ini mengangkat tema pesugihan yang familier bagi Garin.

“Rumah saya rumah Joglo, rumah zaman dulu, rumahnya besar jadi dianggap banyak setan. Keluarga saya dianggap pesugihan,” seloroh pria Jawa itu.

“Setan Jawa” akan tampil di Jakarta pada 3-4 September 2016 di Gedung Teater Jakarta, Cikini, dengan iringan alunan gamelan secara langsung. 

Setelah itu, “Setan Jawa” mendapat kehormatan sebagai pembuka di Opening Night of Asia Pacific Triennial of Performing Arts di Melbourne pada Februari 2017. 

Di Australia, “Setan Jawa” diiringi musik gamelan juga orkestra. Garin akan membawa “Setan Jawa” ke beberapa negara di mana musiknya akan ditangani oleh komposer setempat dengan musik bervariasi, mulai dari rock hingga musik klasik China.

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016