Jakarta (ANTARA News) Universitas Darma Persada (Unsada) mempunyai cara unik untuk memperkenalkan tradisi Upacara Minum Teh Jepang yang sudah berusia ratusan tahun kepada masyarakat umum di Indonesia. 

Rektor Unsada, Dadang Solihin, dalam keterangannya di Jakarta, Senin menjelaskan kegiatan semacam ini merupakan bentuk sederhana untuk mempererat hubungan antara Jepang dan Indonesia. Pengenalan kultural dari kedua negara, menurut dia, menjadi hal penting untuk menambah upaya saling mengenal dan memahami identitas kedua negara bersahabat ini.

"Kegiatan ini sangat positif karena menjadi salah satu bentuk perwujudan kerja sama yang baik bagi Indonesia dan Jepang. Upaya memperkenalkan kebudayaan masyarakat dari suatu negara ini menjadi unsur penting agar lebih mempererat hubungan persahabatan dari kedua negara," katanya.

Kegiatan yang mengusung tajuk "Amazing Japonism: Pengalaman Upacara Minum Teh" dengan melibatkan Junior Chamber International (JCI) Japan ini berlangsung di kampus Unsada, Minggu.

Dadang menjelaskan kegiatan ini merupakan aktivitas yang terbuka untuk masyarakat umum. Namun ia sangat berharap kegiatan ini bisa mengundang para kaum muda untuk lebih mengenal dan mengetahui tentang Jepang. 

"Ini menjadi kesempatan baik buat para pemuda, terutama mahasiswa, untuk dapat mempelajari warisan budaya leluhur serta esensi dasar di balik tradisi Jepang tersebut," kata alumnus University of Colorado at Denver, USA yang sudah berulang kali mengikuti training di Jepang ini.

Tradisi upacara minum teh di Jepang ini sesungguhnya mencerminkan jatidiri serta keunikan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Eksistensi dari ritual ini tercatat sudah bertahan lebih dari 500 tahun. Upacara minum teh bagi masyarakat Jepang, atau yang biasa disebut Sado/Chado/Chanoyu, merupakan tradisi turun temurun yang telah ada sejak zaman Kamakura.

Hal penting dalam tradisi ini bukan hanya terletak pada kualitas tehnya saja. Hal yang perlu diketahui juga adalah hadirnya kolaborasi antara keunikan seni dalam meracik teh dan membuat peralatan minum teh yang indah, dibarengi juga dengan etika dalam setiap tata cara dan sikap saat menyuguhkan teh.

Dalam kegiatan Amazing Japonism ini, JCI Japan bekerja sama dengan The Overseas Human Resources and Industry Development Association (HIDA) dan Urasenke (perkumpulan jamuan minum teh). Para peserta akan diajak untuk dapat merasakan pengalaman secara langsung dari warga negara Jepang mengenai tata cara mengenai minum teh ala Negeri Matahari Terbit tersebut.

Chanoyu berarti air hangat untuk teh dalam konteks seremoni. Sedangkan Sado/Chado berarti the way of tea, yang merujuk kepada makna di balik sebuah upacara minum teh. Jauh di balik kebiasaan minum teh di Jepang, masyarakat Jepang memandang bahwa kesederhanaan, kelembutan, dan kesempurnaan dalam setiap gerakan saat meracik dan menyuguhkan teh mencerminkan etika seseorang di dalam hubungannya antar individu. Dari situlah seseorang dapat mempelajari rasa saling menghormati serta arti kebersihan dan kemurnian jiwa.

"Teknik-teknik dalam upacara minum teh mengikuti suatu aturan tertentu dan kerap kali dianggap rumit. Haruslah seorang yang ahli dan memiliki pengetahuan tradisi tersebut sehingga dapat mempraktikkannya dengan tepat. Sehingga mereka yang melakukannya dapat mendalami tujuan dan nilai upacara tersebut," ujar Dadang.

Wujud kesenian tradisional khas Jepang juga kental terasa dari aksesoris atau peralatan yang dipakai dalam proses peracikan teh. Hal penting yang harus selalu diingat adalah menjaga kualitas dan merawat setiap peralatan sehingga tidak mengurangi kualitas teh itu sendiri.

Selain merasakan pengalaman dan mempelajari cara-cara yang baik dan benar dalam upacara minum teh, dalam kegiatan Amazing Japonism pelatih-pelatih berpengalaman juga akan mengajarkan para peserta bagaimana membuat kue-kue manis khas Jepang yang biasanya disajikan bersamaan dengan teh.

"Acara ini sangat berharga sekali bagi orang-orang yang ingin mengetahui budaya Jepang, apalagi acara ini terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya sehingga akan banyak orang yang datang. Kita dapat merasakan dan praktik upacara minum teh  yang sangat terkenal di Jepang," ungkap Hargo Saptaji, Ketua Jurusan Sastra Jepang Universitas Darma Persada.

Pewarta: Tasrief Tarmizi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016