Ankara (ANTARA News) - Setidaknya 22 korban serangan bom bunuh diri dalam pesta pernikahan di Kota Gaziantep, di bagian tenggara pada akhir pekan merupakan anak-anak berumur dibawah 14 tahun, kata pejabat pemerintah, Senin.

Seorang pengebom bunuh diri berumur sekitar 12-14 tahun melancarkan serangan yang menewaskan setidaknya 51 orang, kata Presiden Tayyip Erdogan, Minggu, dan menambahkan bahwa bukti awal menunjukkan serangan itu didalangi ISIS.

Pejabat tersebut mengatakan korban sebanyak 51 orang itu tidak termasuk si pengebom.

Para petugas mengatakan sebuah rompi bunuh diri yang hancur ditemukan di lokasi kejadian yang menjadi insiden paling mematikan dalam serangkaian pengeboman di Turki tahun ini.

IS dituding melakukan serangan serupa lain di Turki, yang menyasar lokasi berkumpulnya suku Kurdi, dalam upaya mengobarkan ketegangan suku. Serangan paling mematikan terjadi pada Oktober, ketika para pengebom bunuh diri menewaskan lebih dari 100 orang di tengah aksi protes yang digelar pegiat pro-Kurdi dan tenaga kerja di Ankara.

Serangan pada Sabtu itu dilakukan ketika Turki masih terkejut setelah bulan lalu pemerintah lolos dari upaya kudeta oleh kelompok militer yang membangkang, yang dituding Ankara didalangi ulama Fethullah Gulen yang tinggal di AS. Gulen membantah tuduhan itu.

Sebanyak 44 dari 51 korban sejauh ini sudah dikenali, kata kantor berita Dogan. Para saksi mengatakan di antara korban tewas terdapat seorang bayi berumur tiga bulan.

Partai Demokratik Rakyat (HDP) pro-Kurdi mengatakan pesta pernikahan itu digelar untuk salah satu anggotanya.

Pengantin pria cidera, namun pengantin wanita tidak terluka. Dogan mengatakan mereka masih kerabat yang pindah dari Provinsi Siirt di wilayah tenggara, demikian Reuters melaporkan.

(S022/M016)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016