Batam (ANTARA News) - Badan Pengusahaan Batam menyatakan perubahan status Bandara Internasional Hang Nadim Batam menjadi Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) untuk meningkatkan pelayanan bagi pengguna jasa penerbangan.

"Perubahan status itu untuk meningkatkan pelayanan di Hang Nadim International Airport. Sehingga bisa menjadi salah satu pusat pertumbuhan ekonomi Batam," kata Direktur Promosi dan Humas BP Batam, Purnomo Andiantono di Batam, Senin.

Sebelumnya (9/8) Kepala BP Batam Hatanto Reksodipoetro melantik 12 pejabat Bandar Udara Hang Nadim yang berubah status menjadi Badan Usaha Bandar Udara (BUBU) berdasar Keputusan Kepala Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam Nomor 165 Tahun 2016.

"Dengan berstatus BUBU, Manajemen Hang Nadim diharapkan bisa memajukan bandara tersebut termasuk menjalin kerjasama dengan berbagai pihak untuk pengembangan fasilitas," kata Purnomo.

Konsep baru tersebut juga merupakan langkah dalam melakukan akselerasi agar bandara tersebut menunjukkan potensinya dan menjadi kebanggaan lebih besar lagi bagi Indonesia.

"Sekarang sedang konsolidasi karena BUBU baru saja terbentuk," katanya.

Dalam waktu dekat Apron Bandara Internasional Hang Nadim Batam akan diperluas 240x150 meter mengingat yang ada saat ini tidak lagi mampu menampung pesawat yang mendarat.

Selain itu juga akan dibangun terminal dua dengan kapasitas delapan juta penumpang pertahun, karena jumlah penumpang saat ini sudah melebihi kapasitas terminal sebanyak lima juta penumpang pertahun.

General Manager Umum Hang Nadim, Suwarso sebelumnya mengatakan dengan status BUBU maka manajemen memiliki kebebasan untuk menentukan tarif di bandra.

"Sebelum BUBU tentu masih mengacu pada peraturan dan keputusan dari Kementerian Perhubungan. Sekarang memiliki keleluasaan sesuai standar yang ada," katanya.

Dia mencontohkan Bandara Hang Nadim yang sudah menjadi bandara utama masih menggunakan tarif airport tax domestik sebesar Rp40 ribu, beda dengan Soekarno Hatta yang juga sama-sama berstatus bandara utama.

Pewarta: Larno
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016