Jakarta (ANTARA News) - Pemain bulu tangkis tunggal putra, Tommy Sugiarto usai memperkuat kontingen Indonesia pada Olimpiade 2016 di Rio de Janeiro, Brazil, tidak mendapatkan waktu istirahat yang panjang karena akan langsung digembleng di pemusatan latihan Sukabumi, Jawa Barat.

"Seperti biasa akan langsung latihan. Di depan sudah banyak kejuaraan yang menunggu," kata orang tua Tommy, Icuk Sugiarto di sela penjemputan kontingen Indonesia di Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, Selasa.

Tommy Sugiarto yang merupakan satu-satunya wakil Indonesia di nomor tunggal putra belum mampu meraih hasil yang terbaik setelah hanya bertahan hingga babak perempat final. Padahal, unggulan ke tujuh kejuaraan empat tahunan ini diharapkan meraih hasil terbaik.

Anak mantan pebulu tangkis andalan Indonesia itu pada babak perempat final harus menyerah dari pemain asal Inggris, Rajiv Ouseph dengan skor 13-21, 21-14 dan 15-21. Kekalahan ini di luar dugaan karena peringkatnya jauh dibawah Tommy Sugiarto.

Icuk menegaskan hasil kurang maksimal Tommy Sugiarto di kejuaraan multievent paling bergengsi di dunia itu diharapkan menjadi pemicu semangat untuk meraih hasil terbaik pada beberapa kejuaraan internasional bergengsi lainnya yang sudah didepan mata.

"Ada beberapa super series yang harus diikuti Tommy. Kami berharap dia secepatnya menyesuaikan diri setelah dari Olimpiade ini," kata Icuk Sugiarto menegaskan.

Icuk Sugiarto sejak siang memang menunggu kedatangan kontingen bulu tangkis Indonesia. Setelah mendapatkan kepastian kedatangan tim, mantan pebulu tangkis Indonesia langsung menghampiri anaknya yang tiba bersama dengan Hendra Setiawan dan kawan-kawan.

Tak ketinggalan Icuk bersalaman dengan anaknya yang saat itu menggunakan Jaket kontingen berwarna merah. Namun, Icuk belum bisa langsung pulang bersama karena semua atlet olimpiade diundang ke Kemenpora bersama dengan peraih emas, pasangan Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

"Ke Kemenpora dulu, setelah itu pulang," kata Icuk menegaskan.

Pewarta: Bayu K
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016