New York (ANTARA News) - Harga minyak dunia naik pada Selasa (Rabu pagi WIB), didorong spekulasi bahwa Iran dapat bekerja sama dengan produsen minyak lainnya untuk melakukan pembatasan produksi.

Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober naik 0,69 dolar AS menjadi menetap di 48,10 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent untuk pengiriman Oktober naik 0,8 dolar AS menjadi ditutup pada 49,96 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

Harga minyak menguat setelah sebuah laporan terbaru menyatakan bahwa Iran, produsen terbesar ketiga dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), dapat mendukung upaya-upaya oleh OPEC dan Rusia guna membatasi produksi dan mendorong kenaikan harga.

Laporan Reuters, mengutip sumber tanpa nama, mengatakan Teheran mengirimkan "sinyal positif" yang mungkin memberikan dukungan untuk upaya-upaya itu, setelah awal tahun ini menolak untuk mengekang produksinya sendiri untuk mendukung pasar.

Kedua kontrak berjangka, minyak mentah AS dan minyak mentah Brent ditutup 1,5 persen lebih tinggi pada Selasa menyusul berita tersebut.

Berita itu membalikkan penurunan harga minyak sebelumnya yang didorong oleh ekspektasi kenaikan produksi dari Nigeria dan Irak, yang dapat menambah kelebihan pasokan di pasar.

Pada Senin (22/8), kontrak WTI dan Brent merosot sekitar 3,0 persen, terutama sebagai akibat dari Irak mengindikasikan kemungkinan peningkatan dalam produksi minyak mentahnya.

Harga minyak bertambah sekitar 15 persen pekan lalu, karena spekulasi bahwa Arab Saudi dan anggota OPEC lainnya pada bulan depan akan menyetujui kesepakatan pembatasan produksi dengan anggota non-OPEC yang dipimpin oleh Rusia.

Setelah lebih dari satu tahun kartel OPEC tidak mampu atau tidak mau memangkas produksi mereka untuk memperkuat harga, Gene McGillian dari Tradition Energy tetap berhati-hati tentang laporan bahwa Iran membalikkan sikapnya dan akan bekerja sama dengan kelompok lainnya dalam pertemuan mereka bulan depan.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016