Jakarta (ANTARA News) - Bakal Calon Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno menengok para penderita thalasemia di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta, Rabu.

Kedatangan Sandiaga disambut oleh salah satu penderita thalasemia bernama Fadel (23) yang juga merupakan salah satu anggota tim dari Sandiaga untuk maju di Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta bidang sosial media (sosmed).

Sandiaga yang datang membuat banyak pengunjung RSCM kaget dan menyalami bakal cagub dari partai Gerindra tersebut. Dan banyak yang minta berfoto dengan menahan tangis haru saat dijabat tangannya dengan anak Mien Uno tersebut.

Dengan ditemani Fadel, Sandiaga menemui para penderita dan mendengarkan curahan hati dan memberikan semangat kepada penderita.

Sementara itu, menurut pengakuan Fadel, ia sudah bekerja di tim Sandiaga selama enam bulan di bagian sosmed.

"Walaupun saya setiap sebulan sekali harus suntik ke RSCM, namun keadaan saya tidak menganggu aktivitas selama bekerja dan tidak ada masalah," kata Fadel.

Selama itu, masih banyak yang tidak mempekerjakan penderita thalasemia di beberapa tempat kerja, tapi Sandiaga walaupun Fadel menderita thalasemia tetap dirangkul untuk bekerja, katanya.

Sandiaga mengatakan kedatangannya ke RSCM diundang oleh Yayasan Thalasemia yakni orang yang menderita kelainan darah, sehingga setiap harus ditransfusi darah.

"Mereka membutuhkan fasilitas, kantong darah, kenyamannya karena ruang atas tempat penderita penuh. Kalau menurut saya pribadi instansi dan perusahaan memberikan kesempatan kerja kepada penderita thalasemia," kata Sandiaga.

Para penderita thalasemia ini terdiskriminasi karena sebulan sekali membutuhkan waktu satu atau dua hari untuk melakukan transfusi darah dan menjalani therapi, katanya.

"Banyak perusahaann yang menolak penderita thalasemia karena takut produktifitasnya turun, padahal kemajuan teknologi mereka dapat bekerja dimana saja," kata Sandiaga.

Contohnya Fadel yang merupakan salah satu bertugas di sosmed tim Sandiaga, menurut Sandiaga, Fadel salah satu yang memiliki prestasi meskipun menderita thalasemia.

"Jadi tidak ada alasan bagi perusahaan atau instansi manapun untuk menolak penderita thalasemia untuk bekerja," kata Sandiaga.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016