Ankara (ANTARA News) - Turki kecewa karena tokoh agama Fetullah Gulen, yang mestinya ditahan berdasarkan kesepakatan ekstradisi dengan AS, masih berkeliaran secara bebas, kata Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (24/8) di Ankara.

"Menurut kesepakatan ekstradisi 1981 dengan AS, kami berharap Gulen ditahan. Namun ia masih berkeliaran secara bebas," kata Erdogan selama taklimat bersama Wakil Presiden AS Joe Biden, yang sedang berkunjung.

Tapi Bidan mengatakan "hanya pengadilan federal AS yang memiliki wewenang untuk mengekstradisi Gulen", demikian laporan. "Dengan izin Tuhan, ada cukup bukti untuk memenuhi kriteria yang diminta Turki mengenai Gulen," kata Biden.

Dalam taklimat tersebut, Erdogan juga mengkonfirmasi Tentara Suriah Bebas (FSA), pasukan oposisi Suriah, telah mendesak gerilyawan di Jarablus di Suriah Utara ke luar wilayah itu dengan bantuan pasukan Turki dan pasukan koalisi pimpinan AS.

"Pasukan FSA dan jarablus telah merebut kembali kota kecil tersebut dan IS telah pergi," katanya. Ia menambahkan tujuan pasukan Turki memasuki Suriah ialah untuk memerangi kelompok teror dan melindungi perbatasan Turki.

"Kami percaya perbatasan Turki harus dikuasai hanya oleh Turki, tak boleh ada pendudukan oleh kelompok lain," kata Biden.

(C003)

Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2016