Jakarta (ANTARA News) - Direktur Medik dan Keperawatan Dr. Chamim SPOG, K-OnK RSUP Fatmawati, mengungkap kronologi meninggalnya Eddy Silitonga.

"Eddy Silitonga adalah pasien Fatmawati sudah lama, dan dia konsultasi tentang penyakitnya awalnya kencing manis," kata dia kepada ANTARA News, di RSUP Fatmawati, Kamis.

Lebih lanjut, dokter Chamim mengatakan bahwa Eddy Silitonga terakhir dirawat 3 bulan lalu. "Enggak mau makan, daya tahan tubuh menurun, gangguan gula darah tinggi," ujar dia.

Saat itu, dokter Chamim mengatakan, Eddy Silitonga hanya dirawat dua hari. Namun, dua minggu lalu ia kembali dirawat di RSUP Fatmawati.

"Datang lagi dengan keluhan sesak, lalu diobservasi di gawat darurat ada gangguan di jantung, dan gula darah masih tinggi," kata dokter Chamim.

Pada saat itu Eddy Silitonga sempat berhenti bernapas sehingga diisukan meninggal. "Diberikan pertolongan Resusitasi Jantung Paru berhasil, setelah itu dibawa ke ICU," ujar dokter Chamim.

Kurang lebih dua minggu kondisi pelantun "Mama" itu, menurut dokter Chamim, mulai naik turun dikarenakan komplikasi dari penyakitnya.

"Kemudian semalam sempat berhenti napas, dilakukan RPG tidak berhasil artinya otot jantung tidak kuat lagi, dan pada jam 00.05 WIB dinyatakan meninggal," ujar dia.

Sementara itu, anak Eddy Silitonga, Mario, mengungkapkan kondisi Ayahnya mulai naik turun sekitar pukul 18.00 WIB.

"Turun terus saat itu naik lagi kembali stabil, sampai akhirnya jam 00.05 WIB semuanya drop," kata dia.

"Enggak ada firasat apa-apa, benar-benar enggak nyangka," tambah dia.

Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016