Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyatakan bahwa strategi dan rencana aksi pengembangan produk ekspor harus disesuaikan dengan permintaan dan kebutuhan pasar dunia melalui sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan perwakilan perdagangan di luar negeri.

"Kami berharap semua pihak lebih memahami ruang lingkup tugas masing-masing serta bahu membahu dan berkomitmen untuk membantu pelaku usaha, khususnya eksportir, dalam meningkatkan ekspor Indonesia ke dunia," kata Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kemendag Arlinda, dalam keterangan tertulis yang diterima, Kamis.

Hal tersebut disampaikan Arlinda dalam Forum Koordinasi Teknis (FKT) Program Pengembangan Ekspor antara Pusat dan Daerah Tahun 2016, yang mengangkat tema "Peningkatan Daya Saing (Nilai Tambah) dan Promosi Produk Ekspor Indonesia Dalam Rangka Peningkatan Ekspor Nasional".

Arlinda mengatakan, pihaknya memastikan sinergi pusat-daerah sebagai pilar penting untuk meningkatkan ekspor nasional. Semua elemen dikumpulkan dan diberi arahan khusus untuk mempertajam strategi dan menciptakan rencana-rencana aksi jangka pendek.

Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, FKT 2016 melibatkan ITPC yang diwakili oleh para Wakil Kepala ITPC dari 19 kantor ITPC di kota-kota dagang dunia. Tujuannya diharapkan  lebih mengintegrasikan antara potensi suplai dengan permintaan pasar ekspor. Informasi tentang suplai dari pemerintah provinsi akan 
disinergikan dengan strategi ITPC.  

Pemetaan potensi produk dan peningkatan daya saing akan disinergikan dengan analisis peluang dan kebutuhan pasar, seperti model, desain, harga, spesifikasi, dan standar," kata Arlinda.

Linda menambahkan, jika produk tersebut sudah siap untuk menembus pasar ekspor, ITPC akan memfasilitasi promosi dan pemasaran di pasar akreditasi, yang menyambungkan antara sisi suplai produk dengan sisi permintaan pasar.

Selain itu, strategi lain yang akan dikembangkan adalah dengan mengubah komposisi ekspor nasional, yang sebelumnya adalah ekspor berbasiskan komoditas menjadi ekspor produk bernilai tambah.
Untuk memperkuat daya saing produk, dalam kesempatan itu, Arlinda juga meluncurkan Indonesia Design Development Center (IDDC).

"Melalui IDDC, kita ingin memperkuat daya saing produk nasional dari semua pengusaha. Ditjen PEN akan membantu, mengawal, dan mengarahkan pelaku usaha untuk meningkatkan kualitas produknya dan mensinergikan dengan pasar internasional," kata Arlinda.

Pewarta: Vicki Febrianto
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016