Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) menilai kejuaraan bulu tangkis usai 13-15 tahun atau dikenal dengan Sirnas Milo School Competition 2016 merupakan salah satu bentuk pembinaan olahraga prioritas yang sejalan dengan instruksi dari Presiden Joko Widodo.

"Ini adalah salah satu bentuk pembinaan cabang olahraga prioritas. Makanya, kami memberikan dukungan penuh kejuaraan yang didukung oleh salah satu perusahaan besar ini," kata Deputi Bidang Peningkatan Prestasi Kemenpora, Gatot S Dewa Broto di sela persiapan Sirnas Milo di Jakarta, Kamis.

Sirnas Milo School Competition merupakan sebuah kejuaraan yang menggunakan standar nasional yang merupakan standar tertinggi yang dikeluarkan oleh Pengurus Pusat Persatuan Bulu tangkis Seluruh Indonesia (PP PBSI). Dengan demikian, standar kejuaraan ini telah sama dengan kejuaraan nasional bulu tangkis lainnya.

Yang membedakan kejuaraan Sirnas Milo dengan kejuaraan nasional yang lain adalah pesertanya yaitu khusus untuk usia Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Pemenang dari kejuaraan ini juga akan mendapatkan poin sesuai dengan kategori usia yang akan mempengaruhi peringkat di PBSI.

Juara dari Sirnas Milo ini untuk kategori U-13 akan mendapatkan 200 poin, peringkat dua 170 poin dan peringkat 140 poin. Sedangkan untuk U-15 akan mendapatkan 300 poin untuk sang juara, 255 poin untuk peringkat dua dan 210 untuk peringkat tiga.

Sirnas Milo sendiri sebenarnya telah digulirkan sejak April lalu. Saat ini ada tiga kejuaraan yang akan digelar yaitu di Solo, Jawa Tengah pada 29 Agustus hingga 9 September, Banjarmasin 3-8 Oktober, Surabaya 17-22 Oktober dan Manado pada 7_12 November.

"Dengan meningkatkan standar Milo School Competition menjadi Sirnas maka akan membuka peluang pemain muda klub bulu tangkis terlibat. Tidak hanya kategori sekolah saja. Kami berharap dengan penerapan standar ini bisa meningkatkan kualitas kejuaraan," kata Bussines Executive Manager Beverages PT Nestle Indonesia, Prawitya Soemadijo.

Meningkatkan status Milo School Competition menjadi Sirnas ini juga disambut dengan baik oleh PP PBSI. Dengan meningkatnya status diharapkan mampu melahirkan atlet-atlet muda potensial yang kedepannya diharapkan pula bisa masuk pelatnas.

"Kejuaraan ini sudah banyak melahirkan atlet potensial. Makanya, kami berharap kejuaraan ini bisa terus berlangsung. Inilah salah satu bentuk pembinaan," kata Kepala Sub Bidang Pelatnas PP PBSI Ricky Soebagdja yang juga hadir dalam kesempatan tersebut.

Milo School Competition yang sudah masuk tahun ke-14 ini memang sudah melahirkan atlet-atlet muda potensial. Bahkan, beberapa pemain hasil kejuaraan ini sudah menghuni Pelatnas Cipayung seperti pemain tunggal putra, Jonatan Christie dan Anthony Ginting.

Jonatan Christie bahkan mengaku bangga bisa terlibat pada Milo School Competition karena dengan bekal sebagai juara dirinya bisa terus berkembang dan akhirnya bisa masuk ke pelatas. Kejuaraan yang didukung penuh perusahan dinilai Jonatan sebagai pijakan untuk meniti karir di bulu tangkis.

"Mental saya mulai terasah di kejuaraan ini. Makanya kami berharap teman-teman yang lain bisa memanfaatkan kejuaraan ini untuk menunjukkan kemampuan. Kejuaraan ini sangat berperan dalam karir saya," kata salah satu pebulutangkis muda andalan Indonesia itu.

Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016