Meulaboh, Aceh (ANTARA News) - Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah kawasan di Kabupaten Aceh Barat, Provinsi Aceh akibat tingginya intensitas curah hujan dalam dua hari terakhir.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik (BPBD) Aceh Barat Irianto di Meulaboh, Kamis, mengatakan, banjir merendam lebih dari empat kecamatan sementara tanah longsor juga ditemukan pada beberapa titik lokasi.

"Banjir masih terus terjadi pada beberapa kecamatan, kemudian longsor di Kecamatan Woyla Timur. Malahan berita terakhir dari petugas baru saja ada warga Kecamatan Meureubo meninggal karena konslek arus listrik,"katanya.

Korban yang meningal atas nama Yudi (22) warga Desa Ujong Tanoh Darat, Kecamatan Meureubo, pria ini meningal saat mendodos tandan sawit di depan rumahnya, galah dodos sawit terkena tali listrik, bukan karena rendaman air banjir.

Irianto menjelaskan, saat ini pihaknya masih terus melakukan pendataan terhadap korban pengungsian maupun pemukiman penduduk yang bisa dijangkau, karena ada beberapa kawasan masyarakatnya sudah mengungsi ke tempat lebih aman.

Adapun kawasan yang telah dikepung banjir seperti Kecamatan Woyla Timur, Woyla Barat, Bubon dan beberapa desa di wilayah Kecamatan Johan Pahlawan dan Kaway XVI, sementara potensi banjir meluas bisa terjadi karena hujan terus menguyur.

Dengan kondisi yang dilihat saat ini masyarakat dimintakan untuk waspada, terutama yang berada di pemukiman penduduk dekat dengan Daerah Aliran Sungai (DAS), sebelum banjir menerjang warga dimintakan segera mengungsi.

"Kami masih dalam pendataan, karena ada kawasan tertentu seperti di Napai, Woyla itu ketinggian air di jalan sampai 80 centimeter. Kemudian di pemukiman penduduk ada yang sudah 1,5 meter," harapnya.

Sementara itu longsor juga terjadi pada lokasi pegunungan Beurugang, Kecamatan Kaway XVI, sebagian kontruksi mesin pemompa air milik PDAM Tirta Meulaboh ambruk karena kondisi tanah labil akibat diguyur hujan lebat dua hari terakhir.

"Beruntung tidak semuanya ambruk, hanya sisi kontruksi bagian samping karena disitu ada sebagian tanah timbunan. Untuk kontruksi utuh mesin besar masih aman, semoga saja tidak lagi hujan," kata Direktur PDAM Tirta Meulaboh MW Taufiq.

Akibatnya, penyulingan air PDAM Tirta Meulaboh sempat terhenti, karena untuk pipa penyuling kimia telah rusak pada Rabu (24/8) malam dan membutuhkan waktu lebih dari 2x24 jam untuk diperbaiki secara maksimal.

Namun, untuk upaya darurat pihaknya tetap bisa mengolah air bersih yang sudah masuk ke unit pengolahan, sehingga distribusi air bersih hanya terganggu setelah air cadangan tersebut telah habis digunakan.

Pewarta: Anwar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016