Pemanfaatan rumput laut cokelat sebagai bahan aktif krim wajah membuat para nelayan mendapat keuntungan hampir lima kali lipat dari biasanya."
Bogor (ANTARA News) - Peneliti Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB menghasilkan inovasi dengan mengembangkan rumput laut cokelat sebagai krim pemutih wajah.

Prof Linawati Hardjito selaku peneliti, Kamis, mengatakan rumput laut cokelat yang berhasil dikembangkannya berasal dari wilayah Pantai Sindangkerta, Cipatujah, Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Pemanfaatan rumput laut cokelat sebagai bahan aktif krim wajah membuat para nelayan mendapat keuntungan hampir lima kali lipat dari biasanya," kata Linawati.

Selama ini, katanya, rumput laut cokelat diolah oleh nelayan di Pantai Sindangkerta dalam bentuk kering, lalu dijual dengan harga sangat murah untuk ekspor ke Tiongkok.

"Padahal Pantai Sindangkerta merupakan daerah pemasok bahan baku rumput laut cokelat," kata Linawati yang juga Dosen Departemen Teknologi Hasil Perairan.

Ia mengatakan para nelayan di Pantai Cipatujah diajarkan cara mengambil rumput laut dengan cara yang benar agar tidak langsung habis dan pengolahan pascapanen sehingga menjamin kualitas rumput laut yang dihasilkan.

Rumput laut cokelat dari petani lokal, lanjutnya, dihindrolasi dan diekstrak menjadi komponen aktif pencerah kulit. Ekstrak tersebut dijual dalam bentuk krim pencerah kulit yang sudah dipatenkan.

"Produksinya bekerjasama dengan perusahaan Ocean Fresh," katanta.

Ia menjelaskan keunggulan dari pengolahan krim rumput laut cokelat di antaranya 100 persen berasal dari bahan alami, aman dipakai dan membantu perekonomian Indonesia.

"Sayangnya dalam satu tahun rumput laut cokelat dipanen hanya saat musim kemarau menjelang musim hujan. Setelah musim hujan, rumput laut cokelat tidak tumbuh," katanya.

Krim wajah ekstrak rumput laut cokelat tersebut telah dipasarkan secara online dan dipilih Pemerintah Kota Bandung dalam program "Little Bandung" yang mempromosikan produk Indonesia dan dijual ke Malaysia.

Menurutnya, pengolahan rumput laut cokelat sesuai dengan kompentensinya di Departemen Teknologi Hasil Perairan IPB yang menghasilkan produk primer berbahan aktif dari sumberdaya alam laut melalui sentuhan bioteknologi.

"Ini salah satu bentuk kerjasama model "Academician, Businessman, Goverment and Community (ABGC) walau masih skala kecil," katanya.

Selain itu, lanjutnya, pengolahan rumput laut cokelat dapat menjadi unggulan Pemerintah Jawa Barat mengingat rumput laut cokelat banyak tumbuh diperairan Jabar.

Melalui inovasi pengolahan rumput laut cokelat tersebut telah mengantarkan Linawati sebagai peraih Anugerah Inovasi dalam ajang Anugerah Inovasi, Prakarsa dan Pelopor Pemberdayaan Masyarakat Jawa Barat 2016.

Inovasi berjudul "Rumput Laut Cokelat Sebagai Bahan Pencerah Kulit dan Penyedia Bahan Bakunya Melalui Pemberdayaan Masyarakat Cipatujah" merupakan bentuk apresiasi dan penghargaan tertinggi dari Gubernur Jabar kepada masyarakat yang memiliki ide, gagasan, produk dan proses inovatif serta perubahan di masyarakat sehingga menggerakkan pembangunan.

"Rencana kedepan, saya akan mengajukan proposal pembangunan pabrik pengolahan rumput laut cokelat tidak hanya sebagai bahan kosmetik tapi juga bahan industri lainnya. Diharapkan dapat menambah angka partisipasi dan mengurangi angka pengangguran," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016