Washington (ANTARA News) - Ekonomi AS tumbuh pada tingkat tahunan sebesar 1,1 persen di kuartal kedua tahun ini, turun dari perkiraan sebelumnya 1,2 persen, Departemen Perdagangan mengatakan Jumat.

Pertumbuhan moderat pada kuartal kedua menyusul pelambatan laju 0,8 persen pada kuartal pertama, menggarisbawahi lemahnya kinerja ekonomi terbesar di dunia itu pada paruh pertama 2016.

"Percepatan PDB (produk domestik bruto) riil pada kuartal kedua terutama dicerminkan akselerasi dalam PCE (pengeluaran konsumsi pribadi), penurunan yang lebih kecil di investasi tetap (fixed investment) non residensial, kemajuan dalam ekspor, dan penurunan yang lebih kecil dalam pengeluaran pemerintah federal," kata Departemen Perdagangan AS.

Belanja konsumen masih merupakan penggerak perekonomian AS, berkembang pada tingkat tahunan sebesar 4,4 persen dalam kuartal kedua, naik dari perkiraan sebelumnya 4,2 persen. Itu tingkat pertumbuhan tercepat sejak akhir 2014 dan menyumbang 2,94 persentase poin terhadap pertumbuhan PDB kuartal kedua.

Namun, investasi tetap secara keseluruhan, tertekan turun oleh kontraksi dalam investasi peralatan, struktur dan residensial, turun 2,5 persen pada kuartal kedua dan menyedot 0,42 persentase poin dari pertumbuhan PDB.

Persediaan turun sebesar 12,4 miliar dolar AS (direvisi) pada kuartal kedua, penurunan pertama sejak 2011. Itu mengurangi pertumbuhan PDB pada kuartal tersebut sebesar 1,26 persentase poin, hambatan terbesar dalam lebih dari dua tahun.

Secara keseluruhan pengeluaran oleh pemerintah federal, negara bagian dan pemerintah daerah turun 1,5 persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan perkiraan sebelumnya penurunan 0,9 persen.

Indeks harga PCE, indikator inflasi yang disukai Federal Reserve, meningkat 2,0 persen pada kuartal kedua, dibandingkan dengan pertumbuhan 0,3 persen pada kuartal pertama.

Tidak termasuk harga pangan dan energi, indeks harga PCE inti meningkat 1,8 persen, sedangkan indeks tumbuh 2,1 persen pada kuartal pertama.

Sementara pejabat-pejabat Federal Reserve umumnya sepakat bahwa risiko jangka pendek terhadap prospek ekonomi AS telah berkurang, bank sentral mempertahankan suku bunga federal funds tidak berubah pada bulan lalu.

Beberapa pejabat Fed lebih suka menunggu lebih banyak bukti bahwa inflasi AS akan naik ke target bank sentral dua persen secara berkelanjutan, sementara pejabat lainnya mengantisipasi bahwa kondisi ekonomi akan segera menjamin kenaikan suku bunga lagi, menurut risalah pertemuan Fed 26 -27 Juli yang dirilis bulan ini.

Analis mengatakan kemungkinan The Fed menaikkan suku bunga secepatnya setelah September. Tapi sekitar 71 persen dari 62 ekonom yang disurvei oleh Wall Street Journal bulan ini percaya bahwa Fed akan menunggu sampai Desember untuk menaikkan suku bunganya.

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016