Mekkah (ANTARA News) - Jamaah haji Indonesia diharapkan memperhatikan jadwal dan rute perjalanan menuju jamarat saat berada di Mina untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

"Kami segera sosialiasikan (jadwal dan rute)," kata Kepala Bidang Perlindungan Jamaah yang juga Kepala Satuan Operasional Armina Kolonel Jaetul Muchlis, Sabtu, menjelang persiapan menghadapi puncak ibadah haji di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.

Menurut Jaetul, semua jamaah haji Indonesia akan diarahkan ke Muaishim menuju lantai tiga jamarat karena lokasi itu merupakan rute paling aman mengingat arah datang dan pulang terpisah.

"Di situ juga ada eskalator berjalan di dua terowongan. Juga tidak menantang matahari karena masuk terowongan. Ini paling sip untuk jamaah," katanya.

Sementara itu terkait jadwal ia memberi perhatian khusus pada jamaah yang menempati tenda di Mina Jadid.

Jamaah di Mina Jadid pada 10 Dzulhijjah, tambah dia, diminta untuk tidak bergerak ke Jamarat setelah jam 12 siang waktu Arab Saudi karena saat itu sedang berlangsung pergerakan jamaah dari Muzdalifah menuju Mina melalui jalur taraddudi (shuttle bus).

"Mina Jadid sendiri menjadi perlintasan bus taraddudi sehingga ada potensi kerawanan jika jam 12 jamaah ikut geser dari Mina Jadid," ujarnya.

Selain itu, menurut dia, pergerakan jamaah dikhawatirkan akan menjadi kendala bagi bus taraddudi, sehingga terjadi kemacetan yang menguras banyak waktu untuk pergeseran jamaah dari Muzdalifah menuju Mina.

Jamaah Indonesia yang berada di Mina Jadid dijadwalkan melontar jumrah setelah duhur atau dini hari tanggal 10 Dzulhijjah sebelum memasuki waktu yang dilarang lontar jumrah pada hari itu, yaitu dari jam 06.00 - 10.30 waktu Arab Saudi.

"Yang paling aman setelah duhur. Jamaah dengan kondisi fisik kurang sehat, bisa istirahat dulu," katanya.

Pada prosesi lempar jumroh jamaah akan melemparkan kerikil ke sebuah tugu sebagai perlambang perlawanan terhadap setan. Mengingat jutaan umat Islam melakukan prosesi yang sama pada satu waktu maka terdapat potensi kerawanan yang tidak kecil saat lempar jumroh. Pada 2015 ratusan jamaah haji dilaporkan meninggal dunia karena berdesak-desakan.

Jamaah akan mulai diberangkatkan dari pemondokan sejak 8 Dzulhijjah 1437H atau 9 September 2016 pagi mengingat puncak haji, yaitu wukuf di Arafah diperkirakan akan jatuh pada 10 September 2016.

Sekitar 155.200 jamaah haji reguler dan 13.600 jamaah haji khusus akan bergerak bersama-sama mengikuti prosei punjak haji musim ini.-08-2016 12:26:30

Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2016