Jakarta (ANTARA News) - Masyarakat awam yang sulit membedakan mana batik asli (menggunakan malam) dan batik print bisa berlega hati di pameran Wasiat Agung Negeri Nusantara WARISAN 2016 di Jakarta Convention Center.

Lima kurator yang merupakan praktisi batik, meliputi Mariana Sutandi, Dudung Alie Syahbana, Haryani Winotosastro, Komarudin Kudiya dan Romi Oktabirawa, sudah menjamin keaslian semua batik yang dijual sejak 25 Agustus hingga hari ini.

"Dijamin batiknya dibuat dengan teknik batik dan bukan sablon atau tekstil bercorak batik," kata ketua tim kurator Komarudin Kudiya di Jakarta Convention Center, Minggu.

Mariana menambahkan proses kurasi ini bisa mengedukasi pengrajin maupun pembeli mengenai apa itu batik asli yang dibuat seratus persen menggunakan malam panas. Bisa berupa batik tulis, batik cap atau kombinasi keduanya.

Awalnya, ia masih menemukan penjual yang menawarkan batik di luar kriteria kurator alias sablon atau tekstil bercorak batik. Namun, para penjual itu paham setelah dijelaskan oleh kurator.

"Sampai sekarang banyak juga pembeli yang asal motif cocok, sablon atau tulis tidak masalah," kata pendiri Parang Kencana ini. Pameran yang menghadirkan batik "ekslusif" alias asli ini baru digelar perdana tahun ini.

PT. Mediatama sebagai penyelenggara berencana membuat "Warisan 2017" dengan tema Bahtera (Batik, Tenun dan Mutiara).

Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016