Jakarta (ANTARA News) - Pertamina dinilai layak menjadi induk usaha (holding) bagi Badan Usaha Milik Negara di sektor energi termasuk PGN mengingat kinerja keuangan PT Pertamina (Persero) yang sangat positif pada semester I 2016.

"Dari segi size dan scope sudah jelas Pertamina yang lebih cocok jadi holding, apalagi kinerjanya terus membaik," ujar pengamat ekonomi energi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, Berly Martawardaya di Jakarta, Minggu.

Menurut Berly, Pertamina telah menunjukkan keberhasilan untuk tidak melakukan PHK pekerja meski di tengah turunnya harga minyak dan gas. Bahkan, perseroan berhasil meningkatkan laba secara signifikan melalui efisiensi biaya, perbaikan struktur keuangan dan menggiatkan pemasaran di dalam negeri serta ekspor.

"Semoga kinerja Pertamina terus meningkat dan memperkuat sektor migas Indonesia," ujar Berly.

Pada paruh pertama 2016, kinerja Pertamina meningkat signifikan dan menjadi salah satu dari sedikit perusahaan migas dunia yang meraih pertumbuhan laba bersih. Sepanjang periode Januari-Juni 2016, Pertamina membukukan laba bersih 1,83 miliar dolar AS, naik 221 persen dibanding periode yang sama 2015. Selain ditopang kinerja operasi dan efisiensi, kinerja keuangan Pertamina yang positif juga didorong berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan.

Kinerja Pertamina jauh melampaui perusahaan energi Malaysia, Petronas yang di saat sama justru membukukan penurunan laba bersih hingga 72 persen menjadi 6,2 miliar ringgit dibandingkan semester I 2015 sebesar 22,5 miliar ringgit. Penurunan laba bersih sebagai imbas dari anjloknya harga minyak dunia sehingga pendapatan Petronas turun.

Sementara pengamat BUMN Muhammad Said Didu mengakui kondisi Pertamina memang sangat baik dan sehat. Hal ini tampak dari sisi keuangan, kinerja, dan efisiensi yang semua bagus. "Pertamina memang layak membawahi PGN," kata Said.

Di antara ratusan BUMN, tahun ini memang hanya Pertamina yang masuk ke dalam deretan 500 perusahaan elit dunia. Prestasi ini mengulang tahun sebelumnya, Pertamina juga masuk jajaran perusahaan terkemuka sejagad. "Laba Pertamina memang selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dan saat ini, laba Pertamina setara dengan 30 persen laba seluruh BUMN," kata Said.

Menurut dia, kontribusi Pertamina terhadap negara sangat besar. Selain laba yang selalu meningkat, kata Said, Pertamina merupakan penyumbang terbesar dividen BUMN. Selain itu, Pertamina juga merupakan penyumbang pajak terbesar. "Melihat kinerja dan kesehatan yang sangat baik itu, tidak heran kalau Pertamina sangat layak dan ideal menjadi induk holding," ujarnya.

Dengan kondisi tersebut, pembentukan holding BUMN energi juga sesuai dengan impian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati yang ingin BUMN Indonesia kuat dan bisa bersaing di tingkat global. Sri Mulyani sebelumnya menyatakan pembentukan BUMN akan bermanfaat bagi Indonesia untuk memperbesar ukuran perusahaan pelat merah maupun ekonomi negara ini. Tujuannya supaya Indonesia memiliki BUMN hebat dan menjadi pemain dunia.

Pewarta: Faisal Yunianto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016