Pekanbaru (ANTARA News) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut satelit mendeteksi 50 titik panas berada di Sumatera dengan tingkat kepercayaan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) lebih dari 50 persen.

"Tadi pagi terdeteksi cuma enam titik panas, tapi sore ini jadi 50 titik tersebar pada lima provinsi di Sumatera," terang Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Pekanbaru, Slamet Riyadi di Pekanbaru, Ahad.

Hal itu dipaparkannya, setelah melihat sebaran titik panas di Pulau Sumatera berdasarkan rilis Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) dari pantauan sensor modis pada citra satelit milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) yakni Aqua dan Terra.

Lima provinsi tersebut, lanjut dia, yakni di Riau masih menjadi wilayah dengan kosentrasi titik panas paling banyak sekitar 73 persen atau berjumlah 36 titik dari total di Sumatera.

"Disusul dengan wilayah di Sumatera Selatan terpantau enam titik, Bengkulu dan Jambi sama-sama memberi sumbangan tiga titik serta Sumatera Barat dua titik," ucapnya.

Slamet merinci, ke-36 titik panas di Riau tersebar pada delapan kabupaten yakni Rokan Hilir masih menjadi pusat karena terdeteksi 25 titik dan Indragiri Hulu empat titik.

Pelalawan terpantau dua titik panas, Bengkalis, Rokan Hulu, Kampar, Kepulauan Meranti dan Indragiri Hilir masing-masing memberi sumbangan satu titik panas.

Ia mengatakan, terdapat lima daerah terdeteksi oleh satelit dengan jumlah 19 titik dari jumlah total titik panas di Riau merupakan titik api karena memiliki tingkat kepercayaan lebih dari 70 persen.

"Ke-19 titik api itu tersebar di Rokan Hilir 15 titik, Bengkalis, Kampar, Meranti dan Indragiri Hilir sama-sama berbagi satu titik api," bebernya.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Willem Rampangilei menyatakan, akan memperkuat operasi pemadaman karhutla di Riau menyusul kondisi kebakaran meluas dan asap sudah mencemari negara tetangga di Singapura.

"Penguatan di Riau akan meliputi penambahan personel, peralatan dan helikopter," katanya.

Saat berada di Posko Satgas Siaga Darurat Karlahut di Lanud Roesmin Nurjadin Pekanbaru, Ahad, Willem jelaskan, meski adanya penambahan tersebut tidak serta-merta status ditingkatkan menjadi tanggap darurat.

Tetapi penambahan itu karena kebutuhan yang sangat penting, mengingat arah angin bertiup dari Selatan ke Timur Laut, sehingga mengakibatkan asap terbawa ke negeri jiran.

Penambahan pasukan sekitar dua Satuan Setingkat Kompi (SSK) berasal dari Kodam I Bukit Barisan. "Tambahan dua SSK pasukan akan diperbantukan dari luar Riau," ujarnya.

Pewarta: Muhammad Said
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016