Sleman (ANTARA News) - Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X upacara "Merti Desa" yang marak digalakkan di desa-desa, tidak sekadar tata upacara untuk menyampaikan terima kasih karena hasil panen atau hasil usaha melimpah.

"Bukan sekadar ungkapan terimakasih karena hasil panen dan usaha yang melimpah sehingga memberi manfaat untuk masyarakat. tapi juga memiliki pengertian lebih dalam yakni manusia mengambil manfaat dari alam secukupnya, mengembalikan ke alam lebih besar," kata Sri Sultan pada upacara Merti Dusun di Desa Trihangga, Gamping, Sleman, Minggu.

Sultan mengingatkan, manusia tidak boleh merusak alam tetapi harus dapat hidup bersama dan menjaga alam.

Sedangkan menanggapi keluhan masyarakat mengenai kurangnya generasi muda di bidang pertanian, Sri Sultan Hamengkubuwono X memahami bahwa sekarang tantangan kehidupan berbeda dan kehidupan petani bagi anak muda belum tentu menarik.

"Akan tetapi regenerasi petani tetap penting sesuai dengan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini, semisal menjadi seorang ahli pertanian melalui jenjang pendidikan setinggi-tingginya," katanya.

Meskipun sempat diwarnai hujan deras dan angin kencang, Merti Desa Trihanggo tetap berlangsung meriah dan dipadati ribuan warga.

Kehadiran atraksi-atraksi dari pedukuhan-pedukuhan lokal seperti pasukan bergodo, bendi, dan andong juga atraksi dari AAU dan Akmil Magelang menjadi daya tarik tersendiri.

Lebih dari itu Merti Desa Trihanggo menjadi istimewa karena kehadiran Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X beserta GKR Hemas, serta Bupati Sleman Sri Purnomo.

Sri Sultan Hamengku Buwono X juga berpesan kepada Pemerintah Kabupaten Sleman untuk aktif mengkampanyekan menjaga lingkungan. Camat, lurah beserta perangkat desa, dan warga masyarakat harus bisa membuang barang-barang jangan di sungai.

"Seharusnya rumah menghadap sungai, karena kalau rumah membelakangi sungai pasti sampah dan limbah rumah tangga akan dibuang ke sungai. Memang sulit tapi kalau ada kemauan pasti bisa," katanya.

Tema menjaga lingkungan itu dinyatakan Sri Sultan Hamengku Buwono X dengan menanam bibit pohon sawo kecik.

Gubernur DIY yang juga Raja Keraton Yogyakarta ini menyempatkan diri menyapa warga Desa Trihanggo dari dekat yang disambut ribuan warga dengan riuh dan antusias.

Pewarta: Victorianus Sat Pranyoto
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016