Mekkah (ANTARA News) - Tim Katering Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi berkomitmen mengatasi dua masalah krusial layanan katering untuk jamaah haji Indonesia di Arafah, Muzdalifah, dan Mina atau Armina yaitu keterlambatan distribusi dan ketidaksesuaian takaran makanan.

"Keterlambatan bisa jadi karena masalah sarana," kata Kepala Bidang Katering PPIH Arab Saudi Elmiyati Masyuhur di Mekkah, Senin, terkait hasil inspeksinya ke-18 perusahaan katering yang akan melayani jamaah Indonesia di Armina.

"Namun, tahun lalu kasus keterlambatan distribusi terjadi karena ada tenda jamaah yang roboh sehingga mereka harus mengungsi tidak di dalam satu maktab. Jadi satu maktab itu harus berpencar di beberapa tempat sehingga memperlambat proses distribusi," katanya.

Elmiyati mengatakan PPIH telah dan akan terus memperketat pengawasan saat pendistribusian makanan untuk memastikan makanan untuk jamaah terdistribusi dengan baik.

Khusus untuk pengawasan layanan jasa boga di Armina, dia mengatakan, pemerintah telah merekrut 104 tenaga musiman untuk menjalankan tugas pengawasan distribusi makanan kepada jamaah selama di Arafah dan Mina.

Dia menjelaskan bahwa di setiap maktab akan ditempatkan dua petugas pengawas distribusi makanan. Selain itu, juga ada tim koordinator katering maktab yang akan membawahi sembilan maktab.

"Itu yang ikut bekerja sama mengawasi katering di dapur," katanya.

Berkenaan dengan ketidaksesuaian takaran makanan atau gramasi, Elmiyati mengatakan, PPIH akan melakukan pengawasan sejak dari pengemasan sehingga jika ada kekurangan bisa langsung ditambah.

"Sebelum packing (pengemasan) selesai, kita sudah bisa informasikan bahwa tidak boleh standar gramasi tidak sesuai. Kita mandorin saat packing," katanya.

Tim katering juga mengawasi menu makanan bagi jamaah untuk memastikan kesesuaiannya dengan standar menu yang sudah disusun bersama tim dari Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Bandung.

"Kita juga konsultasi dengan ahli gizi. Jadi menu yang kita buat sudah memenuhi standard gizi," kata Elmiyati.

Pemilik PT Tasneem Husni Husein memastikan telah mengantisipasi kemungkinan terjadinya keterlambatan distribusi makanan dengan menyiapkan bahan baku lebih, terutama saat di Arafah, mengingat tingkat kesulitan yang tinggi dalam memasukkan barang ke sana.

"Kalau Mina jika ada kekurangan masih bisa didrop kemudian. Kalau di Arafah kita harus lebih. Jadi semua Insya Allah tidak ada kekurangan baik di Arafah maupun Mina," katanya.

Ia mengatakan peralatan dapur milik perusahaannya akan mulai diangkut ke Armina pada 2 September atau seminggu sebelum wukuf, puncak haji. Pengangkutan alat dan bahan baku dilakukan lebih awal karena sudah tidak boleh ada kendaraan yang masuk ke Arafah pada 5 September.

Di gudangnya, Tasneem telah menyiapkan beragam peralatan masak dan bahan baku seperti beras, minyak, dan mie instan.

"Alhamdulillah peralatan dan bahan bahu sudah siap hampir 80 persen. Sisanya langsung dari lokasi kita bawa ke Arafah dan Mina," katanya serta menyebutkan perusahaan akan mulai menempatkan tukang masak, tukang bungkus dan staf pada 7 September.

Selama prosesi Armina, jamaah haji Indonesia akan menerima layanan 15 kali makan dan satu kali kudapan.

Paket kudapan yang berisi roti manis, kurma, mie instan, jus buah dan air mineral 3x330 itu akan diberikan kepada jamaah haji sebagai bekal menuju Muzdalifah.

Sementara paket makan yang disertai dengan paket kopi dan sambal atau kecap botol akan diberikan di Arafah dan Mina.

Pewarta: Gusti NC Aryani
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016