Palu (ANTARA News) - Sebanyak 17.000 hektare lahan hutan di Kota Palu, Sulawesi Tengah, kritis atau tandus dan tidak memberikan fungsi ekologis seperti seharusnya.

Kepala Dinas Kehutanan, Pertanian dan Kelautan Kota Palu Muchlis Abd Umar di Palu, Senin, menyatakan saat ini tidak ada satu pun pohon yang hidup.

"Kawasan hutan tersebut tidak dapat berfungsi dan memberikan fungsi ekologis terhadap lingkungan di Palu, dikarenakan tidak ada pohon yang tumbuh," ungkap Muchlis Abd Umar.

Kata Muchlis, kawasan hutan di Kota Palu secara umum seluas kurang lebih 22.000 hektare yang berada di pegunungan pinggiran kota tersebut, berbatasan langsung dengan Kabupaten Sigi, Donggala, Parigi Moutong.

Dari 22.000 hektare hutan produktif tersebut didalamnya sudah termasuk Taman Hutan Raya (Tahura) dengan luas kurang lebih 7.000 hektare berada di bagian timur Kota Palu.

"22.000 hektare kawasan hutan tersebut saat ini kondisi stabil, serta berfungsi terutama fungsi ekologis terhadap lingkungan di Kota Palu," ujarnya.

Ia mengutarakan pihaknya menyediakan ribuan bibit pohon untuk melakukan reboisasi atau penghijauan di 17.000 kawasan hutan kritis tersebut, yang akan ditanaman pada tahun ini juga.

Lanjut dia menguraikan lokasi-lokasi yang menjadi sasaran reboisasi yakni meliputi kawasan hutan kritis di bagian hulu Kelurahan Watusampu, Buluri, Tipo, Donggala Kodi, Duyu, dan Pengawu untuk bagian barat Kota Palu.

Sementara untuk bagian timur kota tersebut, meliputi bagian hulu Kelurahan Kawatuna, Lasoani dan Poboya, Kayumalue, Pantoloan, serta Baiya.

"Penanaman bibit pohon tersebut diantarana yakni trambesi, yang sekaligus diikutkan dengan perawatan yang melibatkan masyarakat," urainya.

Pewarta: Muhammad Hajiji
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016