Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Kominfo dinilai harus mampu mendorong para operator telekomunikasi terutama yang memiliki lisensi nasional untuk memperluas jaringan hingga ke daerah terpencil pelosok Nusantara, terutama di Kawasan Timur Indonesia seperti Papua dan Papua Barat.

"Untuk mempercepat pembangunan dan pemerataan jaringan infrastruktur telekomunikasi, tidak ada salahnya pemerintah melakukan intervensi agar pemerataan cepat terealisasi," kata tokoh Papua Velix Wanggai, di Jakarta, Senin.

Menurut Velix yang juga mantan Staf Khusus Presiden RI Periode 2009-2014 ini, pembangunan ekonomi Papua dan Papua Barat yang terus meningkat hingga saat ini menjadi tujuan investasi membutuhkan dukungan jaringan teknologi informasi dan komunikasi, khususnya infrastruktur telekomunikasi.

Velik yang saat ini tengah mencalonkan diri sebagai Gubenur Papua Barat menambahkan, jaringan telekomunikasi cukup dirasakan di kota-kota di Papua dan Papua Barat, namun kapasitas akses kecepatan masih terbatas.

"Dari sekian banyak operator, baru Telkomsel dan salah satu operator lain telah melayani rakyat Papua," ujarnya.

Telekomunikasi, menurut Velix memberi manfaat besar dalam membuka isolasi wilayah, dan bahkan membuat pelayanan pemerintahan, pendidikan dan kesehatan berjalan lebih baik.

"Untuk itu pemerintah perlu merumuskan kebijakan insentif kepada para operator telekomunikasi, seperti izin penggunaan lahan, kemudahan proses izin BTS, kerja sama sharing budget dengan Pemda dalam membangun BTS di pedalaman maupun insentif pajak bagi mereka yang berinvestasi di daerah-daerah yang sulit di pedalaman," ujar Velix.

Sebelumnya, dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi I DPR RI dengan direksi dari enam operator telekomunikasi, Kamis (25/8), Direktur Utama PT Telkom Indonesia Tbk, Alex J Sinaga menjelaskan, Telkom dan Telkomsel berkomitmen membangun jaringan telekomunikasi di Nusantara, bahkan melebihi kewajiban yang tertera dalam komitmen saat mendapatkan "modern licensing".

"Sebagai perusahaan negara, Telkom membangun jaringan telekomunikasi di seluruh Indonesia sejalan dengan amanat Nawacita," tegas Alex.

Senada dengan itu, Dirut Telkomsel Ririek Adriansyah menambahkan, tiap tahun Telkomsel membangun sekitar 15.000 BTS, termasuk di Indonesia timur dan daerah-daerah terpencil. Bahkan di daerah perbatasan ada 700 BTS lebih milik Telkomsel.

"Dari 120.000 BTS Telkomsel yang ada saat ini, lebih dari 17.000 BTS ada di daerah-daerah remote yang posisinya merugi. Meski merugi, kami tidak matikan BTS-BTS dan teru mengembangkannya," tutur Ririek.

Sementara itu, Kepada Dinas Kominfo Propinsi Papua Kansiana Salle mengatakan, pembangunan telekomunikasi di Papua banyak dilakukan oleh Telkom. Jaringan fiber optik yang telah dibangun Telkom antara lain meliputi Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura, Kabupaten Sarmi, Kabuaten Mimika dan Kabupaten Merauke.

"Untuk pembangunan BTS, Telkomsel lebih banyak dan meliputi daerah pinggiran dan pengunungan. Bangun BTS itu tergantung pasar dan return on investment(ROI). Kalau Telkom Group (Telkomsel) tentunya karena BUMN, pasti ada kebijakan pro-rakyat," kata Kansiana.

(T.R017)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016