Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Rabu pagi bergerak melemah 30 poin menjadi Rp13.295 dibandingkan posisi sebelumnya di Rp13.265 per dolar AS.

"Nilai tukar rupiah kembali melemah di tengah penguatan dolar AS di pasar global seiring dengan indeks kepercayaan konsumen AS pada Agustus yang tercatat naik," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Rabu.

Di sisi lain, lanjut dia, harga minyak mentah dunia yang turun juga memberikan dampak penguatan bagi dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.

Harga minyak mentah dunia turun menjelang pertemuan anggota Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) pada September 2016 setelah Iran mendeklarasikan keinginannya untuk terus menggenjot produksi minyak mentahnya.

Terpantau harga minyak jenis WTI Crude melemah 0,19 persen menjadi 46,26 dolar AS per barel, dan Brent Crude turun 0,10 persen menjadi 48,32 dolar AS per barel.

Dari dalam negeri, ia mengatakan bahwa aksi jual juga masih terlihat baik di pasar surat utang negara (SUN) maupun di pasar saham. Kondisi itu turut mempengaruhi laju rupiah terhadap dolar AS.

Ia mengharapkan bahwa pencapaian uang tebusan dari program amnesti pajak terus bertambah serta RAPBN 2017 yang lebih realistis dapat memberikan sedikit sentimen positif sehingga tekanan rupiah tidak terlalu dalam.

Kepala Riset NH Korindo Securities Indonesia Reza Priyambada menambahkan bahwa pelemahan rupiah yang menuju level Rp13.300 per dolar AS patut diwaspadai.

"Diharapkan harga minyak mentah dunia kembali stabil dengan kecenderungan menguat sehingga menahan depresiasi rupiah lebh dalam," katanya.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2016