Yerusalem (ANTARA News) - Militer Israel menghancurkan rumah seorang warga Palestina yang dituduh terlibat dalam serangan penembakan di wilayah pendudukan Tepi Barat yang menyebabkan kematian seorang rabi, ungkap mereka pada Selasa (30/08).

Militer Israel pada Selasa (30/8) menyatakan menggunakan peledak untuk menghancurkan rumah Mohammed Abed Almajid Mohammed El-Amaira (38) di Dura, barat daya Kota Hebron.

Amaira, anggota dinas keamanan Otoritas Palestina, ditangkap beberapa pekan lalu dengan tuduhan membantu merencanakan dan melancarkan serangan yang terjadi 1 Juli, ketika kelompok bersenjata melepaskan tembakan ke arah sebuah mobil di dekat Hebron.

Mobil itu mengalami kecelakaan, menewaskan rabi Michael Mark, yang memimpin sebuah sekolah keagamaan di permukiman Israel di Otniel, dan melukai dua anggota keluarga menurut militer. Amaira dituduh sebagai pengemudi serangan tersebut.

Warga Palestina lain yang dituduh terlibat dalam serangan itu, Mohamed Fakih (29), tewas dalam penyergapan pada Juli di sebuah rumah di desa Tepi Barat, Surif.

Israel sering menghancurkan rumah warga Palestina yang dituduh melakukan serangan sebagai bagian dari upaya untuk mencegah aksi kekerasan berikutnya.

Warga Palestina dan pegiat hak asasi manusia mengatakan kebijakan penghukuman kolektif semacam itu membuat keluarga-keluarga menderita akibat tindakan yang lain.

Semalam juga jenazah Thaer Abu Ghazaleh, warga Palestina berusia 19 tahun yang ditembak mati setelah tiga pejalan ditikam dan terluka ringan di Tel Aviv bulan Oktober lalu, akhirnya dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan.

Otoritas Israel sering menahan jenazah warga Palestina yang terbunuh ketika melancarkan serangan, kebijakan yang memecah para pejabat Israel.

Gelombang kekerasan sejak Oktober telah menewaskan 222 warga Palestina, 34 warga Israel, dua warga Amerika, serta masing-masing satu warga Eritrea dan Sudan menurut perhitungan kantor berita AFP.


Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2016