Jakarta (ANTARA News) - Duta Besar Rusia untuk Indonesia Mikhail Galuzin mengapresiasi pencapaian atlet Indonesia di ajang Olimpiade 2016 atas prestasi yang telah berhasil diraih.

"Medali emas dan perak yang telah diraih Indonesia sungguh luar biasa, apalagi pada ajang badminton telah berhasil mengalahkan lawan-lawan pada negara yang tangguh," kata Mikhail Galuzin di kediamannya di daerah Kuningan, Jakarta, Rabu.

Dalam agenda obrolan bersama wartawan tersebut, ia mengatakan sambutan terhadap atlet berprestasi di Indonesia sangat luar biasa, yang telah pulang dari Olimpiade Rio de Janeiro 2016, Brazil.

Namun menanggapi hasil akhir Olimpiade 2016, ia menyayangkan atas beberapa hal buruk yang telah menimpa dunia atlet Rusia.

"Banyak atlet kami yang terkena sanksi atas tuduhan doping, dan itu sangat memalukan, walaupun beberapa juga telah meraih hasil yang sangat baik," katanya.

Rusia bertengger di posisi keempat untuk total klasemen raihan medali. Dengan total 19 emas, 18 perak, dan 19 perunggu. Hasil tersebut membuat negeri Beruang Merah berada di atas Jerman namun masih di bawah Tiongkok.

"Kami meraih hasil positif ketika atlet kami bertanding di bawah tekanan psikologis yang hebat, atas pemberitaan penggunaan doping," katanya.

Ia menyayangkan banyaknya media-media barat yang menyudutkan pemberitaan tentang penggunaan doping di Rusia. "Doping adalah hal kriminal dalam olahraga, jelas kami harus memeranginya, namun tuduhan-tuduhan terkadang berlebihan hingga melebar ke ajang Paralimpiade," kata Galuzin.

Sebelumnya, Rusia menegaskan ada nuansa politis dibalik keputusan pelarangan atlet-atlet Paralimpiade negara tersebut ikut serta dalam ajang Paralimpiade di Rio pada September mendatang karena skandal doping yang disponsori pemerintahnya.

Keputusan untuk mengeluarkan seluruh kontingen Paralimpiade Rusia dari gelaran Paralimpiade 2016 sendiri, diumumkan oleh Komisi Paralimpiade Internasional (IPC) pada Minggu (7/8) lalu.

Hal tersebut berarti sedikitnya 250 atlet Rusia akan melewatkan gelaran Paralimpiade pada 7-18 September mendatang.

Skandal yang sama juga, membuat sedikitnya 109 dari 387 atlet kontingen Rusia untuk Olimpiade Rio telah dilarang berlaga, termasuk seluruh skuat cabang atletiknya.

Awal mula skandal tersebut adalah laporan Badan Anti Doping Dunia (WADA) yang menemukan bahwa pemerintah Rusia dan badan intelijen Rusia (FSB) selama bertahun-tahun telah menutup-nutupi ratusan kasus doping yang meliputi berbagai cabang olahraga utama termasuk dalam kegiatan Paralimpiade.

Pewarta: Afut Syafril
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2016