Beirut (ANTARA News) - Krisis sampah kembali melanda Lebanon dengan sampah menggunung di beberapa daerah di sebelah utara Beirut.

Dewan daerah di pinggiran Bourj Hammoud, tempat pembuangan sampah sementara berada, selama pekan lalu menolak kedatangan truk-truk sampah dengan alasan bahwa pihak berwenang tidak menghormati komitmen untuk membuka fasilitas pengolahan sampah.

Pada Maret, setelah krisis selama delapan bulan yang berujung pada aksi demonstrasi besar-besaran, pemerintah menyetujui rencana sementara untuk membuka dua tempat pembuangan sampah baru, satu di Bourj Hammoud ke utara dan satu lagi di sebelah selatan di ibu kota.

Namun, rencana itu gagal diwujudkan.

Sebuah tempat pembuangan sampah akhir (TPA) di Naameh, 20 kilometer selatan Beirut, dibuka pada 1997 dan dimaksudkan menjadi tempat pembuangan sampah sementara tapi tempat alternatif lainnya belum ditentukan.

Selama 20 tahun, sampah yang dihasilkan di Beirut dan Gunung Lebanon -- daerah paling padat penduduk di negara itu -- dibuang di Naameh.

Lembah hijau itu berubah menjadi gunungan sampah seberat lebih dari 15 juta ton.

Warga yang geram memaksa penutupan tempat tersebut pada Juli 2015, mengatakan hal itu mengakibatkan peningkatan angka kanker, penyakit kulit dan masalah pernapasan, demikian seperti dikutip dari AFP. (mr)

Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2016