Kudus (ANTARA News) - Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi mengatakan, sampai tahap final ini, audisi kelompok di bawah usia 15 tahun putra belum sesuai dengan harapan.

"Untuk U-15 putra rasanya masih belum mencapai yang kita harapkan, karena dibandingkan dengan atlet U-15 yang kita punya kesenjangannya agak terlalu jauh," kata Fung di sela Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis di GOR Djarum Jati, Kudus, Jumat.

Untuk U-15 putri, katanya, masih ada beberapa peserta yang memenuhi harapan.

Karena persaingan dengan klub lain semakin ketat, lanjut Fung, maka baginya tidak cukup mencari calon atlet yang bisa meningkat kemampuannya, tetapi atlet yang bisa meningkat kemampuannya dalam waktu singkat.

"Sekarang ini tidak cukup kita bicara siapa yang bisa mengalami peningkatan, tetapi berapa lama dia bisa meningkat," katanya.

Ia juga menyebutkan semakin banyaknya klub-klub yang aktif mencari pemain membuat bibit-bibit pemain yang bagus mungkin sudah bergabung dengan klub lainnya.

"Mungkin atlet-atlet U-15 yang kualitasnya bagus sudah masuk ke klub-klub lain," katanya.

Sementara itu Ketua Tim Pemandu Bakat Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis Christian Hadinata mengatakan, sejak pelaksanaan audisi di kota-kota yang telah ditentukan, ia telah meminta agar para peserta yang lolos ke final di Kudus meningkatkan kemampuannya.

"Dari awal audisi di setiap kota saya sudah titip ke pelatih yang anak-anaknya lolos ke final agar diperbaiki di final," katanya.

Untuk U-15, kata Christian, tidak banyak peningkatan performance-nya di final. Padahal, lanjut dia, ada cukup waktu sejak lolos audisi hingga tahap final --kecuali bagi peserta audisi Kudus-- untuk memperbaiki kualitas keterampilan mereka.

"Sebetulnya masih banyak waktu untuk memperbaiki terutama kualitas skill-nya, tetapi saya tidak tahu apa saja yang dilakukan pelatihnya," ujar dia.

Sebelum tahap final digelar mulai hari ini di Kudus, proses audisi sudah melalui seleksi di sembilan kota yakni Bandung, Palembang, Balikpapan, Purwokerto, Makassar, Solo, Surabaya, Cirebon, dan terakhir di Kudus.

Pewarta: Fitri Supratiwi
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016