Jakarta (ANTARA News) - Saat menyosialisasikan Empat Pilar bertema "Peran Konstruktif Umat Islam untuk Indonesia" di Universitas Darrusalam Pondok Modern Gontor, Ponorogo, Jawa Timur, Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid mengungkapkan peran umat Islam dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Ia menjelaskan, dalam era kebangkitan Indonesia, tahun 1900-an, banyak organisasi Islam yang lebih dahulu dibandingkan Budi Utomo menyatakan pergerakan nasionalisme Indonesia.

Hidayat mengatakan organisasi itu adalah Jamaah Khairiyah. "Umat Islam terlibat dalam kesadaran berbangsa dan bernegara," katanya seperti dilansir keterangan tertulis MPR.

Pada tahun 1903, ujar dia, Jammaah Khairiyah sudah menyatakan bahwa memerdekakan Indonesia dari penjajahan asing, wajib hukumnya.

"Fakta ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak lepas dari peran ummat Islam," ungkap Hidayat.

Dalam jalur politik, umat Islam juga menjadi golongan yang pertama kali memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Ia mengatakan, HOS Cokroaminoto sebagai sosok pejuang organisasi politik Islam yang menginginkan Indonesia merdeka.

Dalam Sumpah Pemuda pun ada organisasi jong Islamieten Bond yang terlibat dalam perumusan sumpah monumental itu.

Lebih lanjut Hidayat mengatakan, menjelang Indonesia merdeka, ada BPUPKI, di mana semua orang yang terlibat adalah orang-orang terhormat, ada yang ningrat, cendekiawan dan intelektual.

"Dalam badan itu juga banyak sosok kiai haji. Dengan demikian, pesantren terlibat dalam memerdekakan Indonesia," paparnya.

Meskipun berperan perjuangan Indonesia, umat Islam juga sangat toleran dalam masalah dasar dan pilar bangsa. Hidayat menyebut, tokoh-tokoh Islam dalam BPUPKI rela menghapus tujuh kata Pancasila. 

Dalam amandemen UUD Tahun 1945 pun, politisi Islam pun juga banyak berperan dalam amandemen itu. Di mana dalam UUD, mereka mampu mencegah dikotomi antara pendidikan dan agama.

Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016