Dumai (ANTARA News) - Alat pemindai suhu tubuh dipasang di Pelabuhan Dumai untuk mengantisipasi virus Zika.

Setiap penumpang dan kru kapal  yang tiba di pelabuhan setempat diwajibkan melewati  pemindai tersebut.

Kepala KKP Dumai Efrizon di Dumai, Sabtu, mengatakan, pemeriksaan kesehatan terutama kepada penumpang kapal feri internasional dari Malaysia yang turun di pelabuhan, sedangkan bagi kru kapal diminta memakai obat anti-nyamuk dan baju lengan panjang.

"Antisipasi masuk virus zika kita lakukan pemindaian suhu tubuh penumpang dan kru kapal yang turun di pelabuhan, dan sejauh ini belum ada ditemukan penyakit akibat gigitan nyamuk ini," kata Efrizon kepada pers, Sabtu.

Dikatakan dia, alat pemindai suhu tubuh ditempatkan dia areal pelabuhan untuk memastikan kondisi kesehatan penumpang dan kru kapal tidak membawa masuk virus zika tersebut.

Ketika saat pemeriksaan ditemukan suhu tubuh diatas 38 derajat, maka petugas akan langsung mengevakuasi terperiksa tersebut karena diduga terkena gejala virus zika yang belum ada obatnya itu.

Sementara, Kepala Syahbandar dan Otoritas Pelabuhan Dumai Capt Weku F Karuntu mengatakan setiap kapal asing yang masuk wajib diperiksa kesehatan penumpang dan kru agar bisa diambil tindakan jika ditemukan terjangkit virus zika tersebut.

"Kapal juga harus dipastikan bebas dari nyamuk yang membawa virus zika dan karantina melakukan steril terhadap kapal yang masuk," sebut Weku kepada wartawan.

Dia menyebutkan bahwa terkait antisipasi virus ini sudah berkoordinasi dengan lintas sektor terkait setempat agar dilakukan pencegahan dan penanganan bersama.

Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Dumai Romauli menyebutkan Dumai memiliki banyak pintu masuk di perbatasan sehingga perlu diantisipasi masuknya virus zika tersebut dan salah satunya dengan pemeriksaan screening untuk melihat suhu panas tubuh.

"Penularan virus ini sama dengan demam berdarah karena gigitan nyamuk aedes aegypti dengan gejala awal merasakan demam mendadak, lemas, kemerahan pada kulit badan, punggung dan kaki, serta nyeri otot dan sendi," terang dia.

Pewarta: Abdul Razak
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2016