Jakarta (ANTARA News) - Perusahaan komunikasi Israel Space Communication Ltd (Spacecom) menyebut perusahaan milik Elon Musk Space Exploration Technology (SpaceX) berhutang 50 juta dollar AS atau penerbangan gratis setelah satelit komunikasi milik Spacecom hancur akibat ledakan dilandasan luncur SpaceX di Florida.

Pejabat dari perusahaan Israel tersebut mengatakan bahwa Spacecom mengumpulkan 205 juta dollar AS dari Israel Aerospace Industries untuk membangun satelit AMOS-6.

Dalam sebuah surat elektronik, SpaceX menyampaikan bahwa tak ada kontrak atau asuransi untuk menjamin kerusakan roket atau landasan luncur, mengingat ini bukanlah perusahaan terbuka.

SpaceX memiliki lebih dari 70 misi bernilai lebih dari 10 miliar dollar AS untuk pelanggan komersial dan pemerintah.

Perusahaan peluncuran ruang angkasa ini adalah salah satu dari tiga perusahaan besar transportasi dan energi milik Musk, di mana dua perusahaan lainnya adalah pabrik pembuat mobil listrik Tesla Motors Inc dan SolarCity Corp.

Spacecom mengalami pukulan keras karena meledaknya roket SpaceX Falcon9 beserta muatannya.

Perusahaan Israel tersebut mengatakan, kehilangan satelit berdampak signifikan pada perusahaan, dengan ekuitas yang diperkirakan turun 30 juta hingga 123 juta dollar AS.

Saham Spacecom turun 9 persen pada Kamis, saat ledakan terjadi. Perdagangan di pasar saham ditangguhkan pada Minggu pagi dan saham lain anjlok 34 persen ketika perdagangan dilanjutkan.

Penasehat umum Spacecom Gil Lotan menyampaikan, terlalu dini mengatakan jika merger yang direncanakan perusahaan dengan Beijing Xinwei Technology Group akan melanjutkan.

Xinwei bulan lalu setuju untuk membeli Spacecom seharga 285 juta dollar AS, di mana kesepakatan itu bergantung pada keberhasilan peluncuran dan pengoperasian satelit AMOS-6 milik Spacecom.

"Kami berharap terjadi komunikasi yang membuahkan dengan calon pembeli," ungkap Lotan yang dilansir Reuters.

Penyebab tak diketahui Satelit AMOS-6 akan digunakan sejumlah klien kunci, termasuk Facebook dan Eutelsat Communications yang menyewa layanan satelit broadband untuk memperluas akses internet di Afrika.

Penyebab kecelakaan itu sedang diselidiki. Baik SpaceX, maupun Federal Aviation Administration, yang mengawasi penyelidikan mengatakan banyak sekali kerusakan akibat ledakan di lokasi peluncuran utama SpaceX di Cape Canaveral Air Force Station, Florida ini.

SpaceX mengatakan, bahwa pihaknya akan menggeser penerbangan ke situs peluncuran kedua di Florida, yang hampir selesai dan yang terakhir digunakan untuk meluncurkan pesawat ulang-alik NASA.

Ledakan yang terjadi tersebut merupakan misi gagal yang kedua yang dialami SpaceX. Pada Juni 2015, roket Falcon 9 meledak sekitar dua menit setelah lepas landas dari Florida, yang menghancurkan beban kargo menuju Stasiun Antariksa Internasional.

Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016