Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komisi III Bambang Soesatyo meyakini calon Kepala Badan Intelijen Negara dapat menguatkan koordinasi intelijen nasional, karena itu menjadi garis besar permasalahan yang dihadapi dan harus dikerjakan oleh BG sebagai pimpinan BIN.

"BG diyakini mampu melakukan Penguatan intelijen nasional dari waktu ke waktu, dan itu menjadi pilihan tidak yang terelakan. Ini garis besar permasalahan yang dihadapi dan harus dikerjakan oleh BG sebagai pimpinan BIN," katanya di Jakarta, Senin.

Dia mengatakan, intelijen negara sudah sering dipersalahkan dan dituding kecolongan, dalam persepsi kebanyakan masyarakat awam.

Menurut dia, sejumlah peristiwa atau kasus seperti serangan teroris, penyelundupan narkoba, penyelundupan produk manufaktur dan senjata api hingga praktek korupsi, seharusnya bisa ditangkal jika intelijen negara bekerja efektif.

"Hingga kini, masyarakat masih berasumsi bahwa kerja intelijen negara belum cukup efektif," ujarnya.

Bambang menilai, hal itu mengakibatkan Indonesia terus menghadapi persoalan ancaman terorisme, maraknya penyelundupan narkoba, korupsi yang tidak kunjung menurun hingga terbentuknya pasar gelap untuk ragam penyelundupan produk manufaktir, termasuk pasar gelap yang memperdagangkan senjata api.

Selain itu menurut dia, percobaan serangan bom bunuh diri pada sebuah rumah ibadah di Medan, Sumatera Utara, Minggu (28/8), menjadi penanda masih tingginya aktivitas sel-sel teroris di dalam negeri.

"Pada kasus serangan di Medan, muncul indikasi bahwa kelompok teroris Sumatera berafiliasi dengan ISIS," katanya.

Hal itu menurut dia karena pola dan target serangan sama dengan serangan serupa oleh jaringan ISIS pada sebuah rumah ibadah di Nomardy, Prancis, Juli 2016, pada kasus ini, intelijen negara lagi-lagi dituding kecolongan.

Dia menilai, kelemahan intelijen negara pun terlihat sangat mencolok pada keberhasilan sindikat narkotika, lokal maupun internasional, melakukan penetrasi dengan membentuk sel-sel mereka dalam tubuh birokrasi negara.

"Gambaran umum tentang keberhasilan penetrasi sindikat narkoba itu tercermin pada sejumlah hasil tangkapan petugas Badan Narkotika Nasionak (BNN), termasuk muatan kisah yang dituturkan gembong narkoba, almarhum Freddy Budiman," katanya.

Selain itu dia mengatakan, apabila tidak ada aral melintang, Budi Gunawan akan menjalani uji kelayakan dan kepatutan sebagai calon Kepala BIN di Komisi I DPR RI pada Rabu (7/9).

Menurut dia, bagi anggota Komisi III sosok BG tidak asing, selain lebih dari 10 tahun menjadi mitra komisi III sebagai salah satu pimpinan Polri, BG juga pernah lolos dengan mulus saat fit and proper sebagai calon Kapolri di Komisi III hingga paripurna.

"Saya yakin, uji kelayakan kali ini di Komisi I akan berjalan mulus. Sebagai jenderal polisi bintang tiga dan orang nomor dua di Polri, BG tentu sangat paham tantangan yang bakal dihadapi BIN kedepan dan akan dibawa kemana institusi indra presiden tersebut," katanya.

Menurut dia, penetrasi jaringan teroris, sindikat narkotika, korupsi dan pasar gelap menjadi tantangan terkini yang dihadapi Indonesia. Dia menilai, semua kecenderungan itu harus disikapi dengan respons tegas dan lugas demi terjaganya ketahanan nasional.

Pewarta: Imam Budilaksono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2016