Cianjur (ANTARA News)- Seratusan siswa Madrasah Diniyah Takmiliyah Awaliyyah (MDTA) Nahdlatul Ummah, di Kecamatan Cipanas, Cianjur, Jabar, terpaksa menjalani proses belajar mengajar berdesakan dalam satu ruang kelas karena minimnya sarana dan prasarana penunjang.

Ketua Yayasan Pendidikan Islam Nahdlatul Ummah Cipanas, Jamiludin, pada wartawan, Senin, menjelaskan, akibat kondisi tersebut kegiatan pembelajaran sehari-hari kurang maksimal karena siswa harus berdesakan dalam satu ruangan dengan meubeler yang minim sehigga siswa sulit konsentrasi.

"Kurang maksimalnya sarana dan prasarana pendidikan berdampak pada pembelajaran seperti halnya yang terjadi di yayasan kami ini, kurangnya ruang kelas membuat siswa harus berdesak-desakan sehingga konsentrasi siswa terganggu," katanya.

Dia menjelaskan, minimnya bangku dan meja di setiap ruangan membuat satu bangku diisi lima orang, sehingga sebagian kecil bangku dan meja yang sudah tidak layak pakai masih dipaksakan untuk digunakan.

Meskipun minim sarana dan prasarana penunjang, tidak mengurangi prestasi dan minat siswa untuk tetap menjalani proses belajar mengajar di sekolah tersebut."Meskipun sarana dan pra sarana kurang, namun tidak mengurangi semangat siswa untuk belajar. terbukti dari tahun ke tahun siswa yang masuk terus bertambah," katanya.

Dia berharap agar pemerintah daerah dapat memperhatikan lembaga pendidikan agama yang ada di wilayah tersebut."Harapan kami mendapat bantuan dari pemerintah, baik dari daerah maupun pusat karena meminta sumbangan dari orang tua hasilnya tidak maksimal," katanya.

Sementara tambah dia, masih banyak yayasan pendidikan islam di wilayah tersebut, yang belum mendapat bantuan dari pemerintah baik daerah, propinsi maupun pusat meskipun tingkat prestasi siswa dan sekolah cukup bersaing dengan sekolah negeri.

Pewarta: Ahmad Fikri
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016