Jakarta (ANTARA News) - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menyatakan ada 20 rekomendasi yang dihasilkan untuk negara-negara anggota G20 dalam pertemuan puncak B20 (Business20 Summit) yang berlangsung pada 3-4 September di Kota Hangzhou, Tiongkok.

Ada pun B20 Summit merupakan bagian pertemuan penting dari Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 yang dihadiri 900 lebih pelaku usaha yang berasal dari 500 perusahaan terkemuka yang menghasilkan sejumlah rekomendasi untuk negara anggota G20.

"Pertemuan menghasilkan empat poin utama yang dijabarkan dalam 20 rekomendasi. Empat poin tersebut membuat langkah terobosan untuk pertumbuhan ekonomi global; mengembangkan ekonomi global dan tata kelola yang efisien dan efektif; mendorong investasi dan perdagangan internasional yang kuat; dan mempromosikan pembangunan yang inklusif dan saling berhubungan," kata Wakil Ketua Umum Kadin Bidang Hubungan Internasional Shinta Widjaja melalui keterangan tertulisnya yang diterima Antara di Jakarta, Senin.

Shinta mengatakan dalam poin pertama, ada lima rekomendasi yang diberikan, yakni mendorong kewirausahaan dan inovasi, mengembangkan infrastruktur secara transparan dan menjngkatkan peran bank-bank pembangunan multilateral dalam pembiayaan infrastruktur.

Selain itu, negara anggota G20 juga harus memfasilitasi pasar untuk pembiayaan hijau dan mempromosikan inklusi keuangan melalui teknologi digital.

Rekomendasi pada poin kedua, mengembangkan ekonomi global dan tata kelola yang efisien dan efektif, yakni mengoptimalisasi peraturan keuangan global untuk mendorong pertumbuhan dan memfasilitasi akses UKM terhadap pembiayaan.

Selanjutnya, G20 diharapkan engadopsi kebijakan pajak yang konsisten dan selaras, memperkuat kerja sama antarpemerintah melawan korupsi, serta mempromosikan kondisi bisnis yang lebih transparan untuk mendorong kompetisi.

Poin ketiga, mendorong investasi dan perdagangan internasional yang kuat, adalah G20 mampu memperkuat sistem perdagangan multilateral dan mengurangi usaha-usaha yang bersifat proteksionis; meratifikasi dan mengimplementasi Perjanjian Fasilitasi Perdagagangan (TFA) pada akhir 2016; dan Mendukung e-commerce melalui "Electronic World Trade Platform" (eWTP).

Selanjutnya, mendukung usaha untuk memfasilitasi partisipasi UKM dalam rantai nilai global dan meningkatkan kebijakan kondisi investasi global.

Dalam poin mempromosikan pembangunan yang inklusif dan saling berhubungan, pelaku usaha merekomendasikan agar G20 dapat menghapus hambatan struktural yang menurunkan rasio partisipasi masyarakat muda dan wanita dalam angkatan kerja serta mengembangkan program untuk mengurangi ketidaksesuaian antara keahlian yang dibutuhkan dan yang tersedia.

Selanjutnya, meningkatkan kondisi regulasi yang mendorong pertumbuhan UKM; mempromosikan pendekatan yang inovatif untuk infrastruktur masa depan dan membangun konektivitas infrastruktur bagi semua sektor.

Kadin pun menilai rekomendasi yang dihasilkan oleh ratusan pelaku usaha B20 sejalan dengan harapan para pengusaha di Indonesia.

"Rekomendasi B20 sejalan dengan arah yang diinginkan Kadin Indonesia dan Apindo (Asosiasi Pengusaha Indonesia) guna meningkatkan tingkat kompetisi pengusaha lokal, menarik investasi asing yang akan membuka lapangan kerja baru, dan perbaikan infrastruktur untuk meningkatkan efisiensi perdagangan," ujar Shinta.

Ia menambahkan melalui rekomendasi yang diberikan, B20 percaya bahwa G20 akan membentuk sebuah kondisi yang membantu komunitas bisnis internasional dalam perdagangan dan investasi, mengembangkan model bisnis yang baru, dan membuat lapangan pekerjaan baru.

Menurut dia, rekomendasi ini sangat penting untuk mencapai tujuan G20 yakni membangun ekonomi dunia yang inovatif, menyegarkan (invigorated), saling berhubungan (interconnected) dan inklusif serta memastikan pertumbuhan yang seimbang dan berkelanjutan.

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2016